Diduga Terjadi Longsor, Baru Dibangun Gedung SMKN Darangdang Purwakarta Retak, Kasubag TU: Hanya Amblas Saja

Gedung SMKN Darangdang Purwakarta Retak
Amblas, kondisi tanah dilingkungan gedung SMKN 1 Darangdan Purwakarta, akibat diguyur hujan. (foto: Ist)

PURWAKARTA – Sudah sejak awal telah diprediksi oleh sebagian masyarakat disekitar lokasi pembangunan, bahwa lahan pembangunan gedung SMKN 1 Darangdan, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, rawan longsor.

Bagaimana tidak, melihat kondisi atau kontur tanah yang labil (gawir- sunda-red), di prediksi jika diguyur hujan maka tanah akan terkikis air hujan yang berakibat longsor. Prediksi dari masyarakat-pun akhirnya terbukti.

Bacaan Lainnya

Pasalnya, kini gedung SMKN 1 Darangdan yang belum 100 persen rampung pengerjaannya, diduga sudah terkena longsor tanah. Akibatnya, pada beberapa bagian dinding bangunan gedung sekolah itu terlihat retak-retak.

Anehnya lagi proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang fisik tahun anggaran 2023 itu, pada pembangunan SMKN 1 Darangdan tanpa ada pembangunan tembok penahan tanah/tebing (TPT).

Sehingga patut dipertanyakan soal perencanaan awal pada proyek pembangunan SMKN 1 Darangdan, yang dikabarkan menelan dana sebesar Rp 5 miliar lebih. Sebab jika kondisi tanah/lahan itu tidak segera ditangani, maka dikawatirkan bangunan baru tersebut semakin parah tingkat kerusakannya.

Berdasarkan pantauan di lokasi, kondisi tanah bangunan tersebut rawa longsor dan harus segera diperbaiki, apalagi tanpa ada TPT, kata Adi Purnomo, salah seorang Aktivis Peduli Pendidikan yang statemennya dikutip Radar Sukabumi, Senin (8/1/2024).

Dia menyayangkan dengan bangunan sekolah yang dibiayai oleh anggaran negara, tapi rawan kerusakan bahkan longsor. “Perencanaan awal atas proyek yang bersumber dari DAK 2023 itu patut dipertanyakan,” tandasnya.

Adi mengaku heran dengan gedung baru yang dibangun diatas lahan tidak rata atau gawir (sunda-red) tanpa persiapan pekerjaan TPT terlebih dulu, sehingga diduga memang tidak ada antisipasi awal sebagai upaya menahan longsoran.

“Kami lihat pembangunan gedung baru SMKN 1 Daragdan ini terkesan dipaksakan, masa gedung sekolah dibangun diatas lahan gawir yang sangat rentan terjadi longsor,” tegas Adi.

Menurut Adu, dengan kondisi lahan dan yang mudah longsor tersebut, juga patut dipertanyakan kinerja pengawasan dari pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar).

“Apalagi pengerjaanya (informasinya) bukan dilaksanakan secara swakelola, tapi dipihak ketigakan, jelas ini salah. Nanti kami koordinasikan dengan pihak aparat penegak hukum agar ditindaklanjuti,” ungkapnya.

Sementara itu, dari informasi yang diterima Radar Sukabumi, bahwa Kepala SMKN 1 Daragdan Ooy Rosmana membenarkan terjadinya longsor. Ia menjelaskan akibat longsor itu, lantai depan gedung sekolah dibagian belakang mengalami retak.

Ooy juga mengaku pembangunan SMKN 1 Darangdan memang bersumber dari DAK, namun begitu tidak ada alokasi anggaran untuk pembangunan TPT, imbuhnya.

“Dari total anggaran sebesar Rp5,1 milyar tersebut hanya dialokasikan untuk pembangunan gedung dan meubeler saja,” kata Ooy.

Namun keterangan dari pihak Cabang Dinas Pendidikan (Cadisdik) Wilayah IV Purwasuka, yang disampaikan Riesye selaku Kasubag TU melalui telepon selulernya, menurutnya tidak benar terjadi longsor di SMKN 1 Darangdan.

“Teu leres eta mah (tidak benar itu). Tidak terjadi longsor, itu hanya terjadi amblas saja. Bangunan masih berdiri tegak, kaleresan abdi oge kaditu (kebetulan saya juga kesitu/ kelokasi),” kata Riesye, kepada Radar Sukabumi, Senin (8/1/2024). (*/Roni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *