Mengulik Tragedi Kelam KA Sukabumi-Bogor, Puluhan Korban Tewas di Terowongan

TRAGEDI KERETA SUKABUMI
TRAGEDI KERETA SUKABUMI : Sejumlah penumpang Kereta Api (KA) terlihat menumpang dengan cara berdesak-desakan. (foto : Ruteur/ Ilustrasi)

Orang yang jadi alasan ia ikut ke rencana camping itu, namun justru menjemput kematiannya disana. Kehilangan 4 orang tadi benar benar membuat wajah perumahan tempat tinggal mereka berubah. Meski masih dalam suasana lebaran, keadaan yang semula riang dan ramai
berubah sepi..

Bacaan Lainnya

Dayan menolak untuk keluar rumah, begitu juga dengan keenam temannya yang lain. Mereka baru akan berkumpul lagi saat tahlilan keempat korban. Bagaimanapun kedekatan mereka bersebelas yang harus berakhir dengan tragis itu benar benar membekas lama.

Beberapa hal ganjil sempat terjadi sebelum dan sesudah kejadian, hal ini disampaikan sendiri oleh Dayan setelah diberitau oleh orang orang di kawasan rumahnya. Sega, salah satu korban tewas, tepat pada hari kejadian sempat pulang ke rumahnya.

Selain itu saat hari tahlilan, Eksi datang ke rumah Jucung dan menanyakan keberadaan Jucung kepada ibunya..

“Bu, Jucung mana?” tanyanya.

“Lah, lagi pada tahlilan. Lu ga ikut?” ujar ibu Jucung.

Eksi saat itu juga pergi dan barulah ibu Juncung sadar Eksi adalah salah satu korban meninggal dunia.

Terlepas dari hal hal diluar nalar yang terjadi pasca tragdi tersebut baik di perumahan tempat keempat korban tinggal dan di lokasi kejadian, trauma yang dialami Dayan serta teman temannya terus membekas selama berbulan bulan setelahnya.

Dayan bahkan selalu menunduk ketika melewati jembatan atau apapun, padahal ia mengendarai mobil atau transportasi lainnya.

Ia juga trauma untuk menaiki kereta api untuk waktu yang lama. Bayang bayang Omen disaat saat terakhirnya juga masih terus membekas dan tidak pernah bisa Dayan lupakan hingga hari ini.(*/hnd)

Pos terkait