Mengulik Tragedi Kelam KA Sukabumi-Bogor, Puluhan Korban Tewas di Terowongan

TRAGEDI KERETA SUKABUMI
TRAGEDI KERETA SUKABUMI : Sejumlah penumpang Kereta Api (KA) terlihat menumpang dengan cara berdesak-desakan. (foto : Ruteur/ Ilustrasi)

Setelah tidak ada lagi yang ditunggu, mereka bersebelas yang terdiri dari Dayan, Omen, Jucung, Iyap, Agay, Ajay, Eksi, Bes, Bokir, Sega dan Kopral memulai perjalanan mereka dari Stasiun Pondok Kopi (saat ini Klender Baru) menuju Manggarai.

Bacaan Lainnya

Dari Manggarai mereka harus berpindah kereta ke arah Bogor. Saat itu juga sempat terjadi insiden ketika kaki salah satu rombongan itu terjatuh ke peron, beruntung meskipun saat itu ada kereta yang lewat, rekannya itu tidak mengalami cedera apapun.

Beberapa waktu kemudian kereta tujuan Bogor akhirnya tersedia dan singkat cerita mereka tiba di stasiun Bogor. Dari stasiun Bogor Dayan dan teman temannya harus menaiki kereta relasi ke Sukabumi.

Namun ternyata kereta Bogor-Sukabumi siang itu mengalami kendala hingga mengakibatkan penumpukan penumpang di stasiun Bogor. Barulah menjelang sore, kereta tujuan Sukabumi memasuki peron. Penumpang yang sudah menumpuk lantas menyerbu gerbong kereta tersebut.

Saat itu transportasi kereta memang belum serapi dan setertib saat ini. Penumpang baik legal maupun ilegal bisa menumpang di atap kereta. Hal ini bahkan jadi pemandangan yang biasa kala itu.

Melihat begitu sesak dan padatnya penumpang, baik di dalam maupun di atap kereta membuat Dayan ragu untuk naik kereta tersebut dan hendak berganti moda transportasi bus. Tapi karena beberapa temannya sudah terlanjur naik, Dayan mau tidak mau akhirnya menaiki kereta itu.

Mereka terpisah menjadi 2 kelompok, 9 orang menumpang di atap kereta termasuk Dayan dan Omen, sedangkan 2 orang, Kopral dan Bes berada di dalam gerbong.

Ketika naik ke atap, Omen yang membantu Dayan naik mengingatkannya untuk memilih milih tempatnya duduk karena ada beberapa cipratan noda merah yang sepertinya adalah darah kering.

Pihak stasiun Bogor saat itu sebenarnya sempat melarang para penumpang atap dan meminta mereka untuk turun. Beberapa orang mengindahkan himbauan itu, sementara sisanya tatap bertahan di atas kereta hingga kereta berjalan meskipun cuaca saat itu gerimis.

Kronologis Kejadian

Saat ini penumpang di bagian atap didominasi oleh orang orang yang sepertinya juga mau melakukan kegiatan alam. Menurut Dayan, ada banyak penumpang atap yang juga membawa tas keril dan terlihat berpenampilan seperti kelompok pecinta alam. Kereta akhirnya melaju menuju Sukabumi.

Pos terkait