Korban Tewas Terserempet KA Pangrango di Sukabumi, Ternyata Mahasiswi  

Korban Laka Kereta Cantayan Sukabumi
Petugas Polsek Cibadak, Resor Sukabumi, saat olah TKP wanita tewas terserempet KA Pangrango di Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.

SUKABUMI – Identitas remaja putri yang ditemukan tewas terserempet Kereta Api (KA) 205 Pangrango relasi Sukabumi – Bogor, tepatnya di Kampung Paledang, RT 009/RW 003, Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, pada Selasa (09/01) sekira pukul 17.43 WIB, akhirnya terungkap.

Terkuaknya identitas remaja putri misterius itu, mulai diketahui setelah orangtua korban mendatangi Rumah Sakit Sekarwangi Cibadak, untuk melihat jenazah remaja putri yang ditemukan tewas di rel KA Pangrango pada Rabu (10/01) malam.

Bacaan Lainnya

Orangtua korban, berinisial NS (48) asal warga Kampung Cikukulu, RT 18/RW 05, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi mengatakan, korban yang diketahui berstatus mahasiswi dan berinisial FCB (22) itu, merupakan anak ke dua dari 3 bersaudara.

Pihaknya mengaku, telah mengetahui korban terserempet KA Pangrango itu, bermula dari status teman anaknya. “Iya, katanya ada kecelakaan, saya lihat-lihat terus saya lihat juga di Facebook.

Katanya sudah di bawa ke RSUD Sekarwangi, karena penasaran, ibu langsung pergi ke RSUD Sekarwangi untuk memastikan dan ternya benar itu anak saya. Jujur ibu sangat sedih dan tak kuat setelah mengetahui itu, anak saya,” kata NS pada Rabu (10/01).

Saat pamit keluar rumah, korban ini telah membawa peralatan sekolah seperti biasanya ia hendak belajar ke kampus. “Bawa peralatan seperti biasanya mau ngampus, bawa laptop, bawa tas hitam dan pamit biasa. Iya, sesuai ciri-ciri yang di temukan di lokasi kejadian,” imbuhnya.

“Kalau terakhir pamit sama keluarga itu pada Selasa (09/01) sore sekira pukul 15.00 WIB, tepatnya lagi hujan deras. Iya, bilangnya mau ke kampus, saya lihatin sampai nyebrang dan sampai naik angkot, karena memang anak saya kuliah di salah satu universitas di Sukabumi,” imbuhnya.

Ketika menjelang malam, sambung NS, korban tidak kunjung pulang ke rumahnya. Saat itu, orangtua korban sempat mengira bahwa anaknya tersebut belum pulang, karena ada tugas tambahan di kampusnya yang belum diselesaikan oleh putrinya tersebut. “Waktu malam itu, saya telpon tapi gak di angkat-angkat, ternyata handphone-nya di rumah gak di bawa,” bebernya.

Semasa hidupnya, korban menurut keterangan dari pihak keluarganya merupakan sesosok anak pendiam dan cenderung sering melamun. Selain itu, korban juga dikenal oleh orangtuanya tidak pernah curhat sama keluarganya. “Kayanya ada masalah di luar, tapi ibu gak tahu masalahnya apa dan seberat apa ibu juga tidak tahu sampai kejadian seperti ini,” tandasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *