Duduk Perkara Pelajar SMP Cikembar Sukabumi Saling Bacok Hingga Tewas, Sengaja Janjian!

DIEVAKUASI : Petugas Polsek Cikembar dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, saat berada di ruang IGD RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, usai mengevakuasi jasad korban duel gladiator di Cikembar.(FOTO : UNTUK RADAR SUKABUMI)
DIEVAKUASI : Petugas Polsek Cikembar dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, saat berada di ruang IGD RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, usai mengevakuasi jasad korban duel gladiator di Cikembar.(FOTO : UNTUK RADAR SUKABUMI)

SUKABUMI — Kasus duel gladiator antara anak sekolah hingga berujung kematian masih terus terjadi, perkara terbaru seorang pelajar dari salah satu sekolah SMP di wilayah Kecamatan Cikembar, dikabarkan tewas setelah terlibat tawuran dengan pelajar dari salah satu sekolah SMP di wilayah Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi.

Usut punya usut, duel gladiator yang terjadi di wilayah ruas Jalan Raya Panggeleseran – Babakan, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, tepatnya di depan pabrik venerr PT UGT ini, terjadi pada Sabtu (04/05) sore ini dilatarbelakangi oleh pelaku dan korban janjian duel.

Bacaan Lainnya

Hal itu dibenarkan Kapolres Sukabumi AKBP Tony Prasetyo Yudhangkoro melalui Kasi Humas Iptu Aah Saepul Rohman mengatakan, pihaknya membenarkan terkait kasus tawuran yang menewaskan seorang pelajar dari salah satu sekolah SMP di wilayah Kecamatan Cikembar tersebut.

“Kejadian berawal adanya alumni, dimana korban atas nama Muhammad Padli Yasin (13) mengajak untuk berduel satu lawan satu dengan salah satu pelajar SMP di Kota Sukabumi berinisial MF,” kata Aah.

Kemudian ajakan berduel tersebut terjadi pada Sabtu (04/05) sekitar pukul 17.00 WIB di ruas Jalan Raya Babakan Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar.

“Pada saat berduel baik korban maupun pelaku menggunakan senjata tajam dimana korban membawa golok sedangkan pelaku membawa clurit,” imbuhnya.

Akibat duel gladiator tersebut, korban dinyatakan meninggal dunia karena korban terkena bacokan di bagian kepala. Sehingga korban banyak mengeluarkan darah. Korban sempat mendapatkan pertolongan medis di klinik terdekat.

“Namun tidak tertolong pada saat perjalanan ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Dusun Mekarsari, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, Ginanjar kepada Radar Sukabumi mengatakan, kasus

“Iya, kejadiannya itu kemarin sore sekitar pukul 17.00 WIB,” kata Ginanjar kepada Radar Sukabumi pada Minggu (05/05).

Tragedi duel gladiator tersebut, sambung Ginanjar, telah viral di media sosial. Khususnya, di pesan berantai WhatsApp Group (WAG).

Dalam video yang berdurasi sekitar sekitar 35 detik ini, sejumlah pelajar dari dua sekolah SMP dari wilayah Lembursitu, Kota Sukabumi dan SMP dari wilayah Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, telah tiba di lokasi kejadian.

Setelah itu, seorang pelajar dari dua sekolah tersebut, langsung menghampiri sambil membawa senjata tajam jenis cerulit dan samurai.

“Iya, itu videonya viral. Informasinya, korbannya pelajar dari SMP Cikembar hingga meninggal dunia,” paparnya.

“Aksi tawuran pelajar di sini, bukan kali pertama terjadi. Memang sering, iya karena lokasinya sepi dan jauh dengan rumah penduduk. Tadi malam juga, Pak Babinkamtibmas menghubungi saya menanyakan kejadian itu. Iya, katanya, korbanya meninggal dunia atas nama Fadli asal warga Kampung Cirampo, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah,” paparnya.

Ditempat terpisah, Kepala Seksi Kesiswaan dan Manajemen SMP pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Devi Indra Kusumah mengatakan, setelah mendapatkan informasi kejadian tawuran pelajar hingga menewaskan salah seorang pelajar dari SMP wilayah Kecamatan Cikembar tersebut, ia langsung bergegas ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi.

“Tadi malam, saya langsung ikut mengevakuasi jasad korban me RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi,” katanya.

“Saya menerima informasi bahwa terjadinya ada anak SMP yang melakukan duel yang terjadi di salah satu sekolah di kota dan kabupaten kalau untuk yang korbannya di SMP yang ada di Cikembar yang terjadinya di daerah Babakan tapi kita masih menggali informasi,” bebernya.

Korban yang diketahui kelahiran tahun 2011 ini, telah meninggal dunia karena diduga dihantam senjata tajam sehingga mengalami luka bacok fatal yang menyebabkan kematian.

“Kayaknya dibacok di sini ya (belakang kepala) sama sini (kaki kanan) kalau ga salah dan itu sudah divisum di rumah sakit,” bebernya.

Menurutnya, peristiwa ini terjadi di luar pengawasan sekolah karena bertepatan dengan hari libur. Duel tersebut diduga diawali dari janjian untuk bertemu antara korban dan pelaku.

“Di sekolah itu, hari Sabtu tidak ada pembelajaran karena libur. Jadi, ini murni ada di lingkungan pengawasan orang tua. Kalau informasi awal duel. Pelakunya diindikasi dari pelajar SMP di wilayah Kota Sukabumi,” imbuhnya.

Untuk mengantisipasi kasus serupa, pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumk, telah berupaya maksimal melakukan berbagai upaya preventif. Diantaranya, menggencarkan edukasi kepada para pelajar agar tidak melakukan aksi kenakalan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

“Kita juga punya satgas juga di Dinas Pendidikan kemudian edukasi ke satuan pendidikan, kita selalu mengajak stakholder untuk pencegahan perilaku buruk yang terjadi di anak didik kita,” paparnya.

“Tapi posisinya ini kan terjadi di lingkungan mereka, atau lingkungan sosial. Insya Allah, kalau di lingkungan pendidikan dapat terkendali. Jadi ini pengawasannya di luar jam sekolah karena hari Sabtu,” bebernya.

Selain itu, pihaknya juga mengaku sering kali melakukan pendekatan-pendekatan kaitan edukasi kepada para pelajar. Untuk itu, ia meminta kerjasamanya kepada seluruh warga, khususnya kepada orangtua agar dapat meningkatkan pengawasannya kepada anak-anaknya.

“Iya, anak itu harus diawasi selama 24 jam, yang pertama 8 jam di lingkungan sekolah, 8 jam di lingkungan keluarga dan 8 jam di lingkungan sosial mereka, jadi harus saling terkait,” paparnya.

“Saya sudah konformasi kepada ibunya korban. Jadi, anaknya itu izin keluar main katanya sebentar, padahal kan kita nggak tahu di lingkungan sosial mereka. Ini pagi libur. Tadi saya komfirmasi ke pihak sekolah, bahwa hari Sabtu tidak ada pembelajaran karena lima hari sekolah, ini murni ada di lingkungan pengawasan orang tua,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *