PT CPS Kembali Disoal, Gunung Kopi Diledakkan, Lihat Videonya

Seorang warga Kampung Jaringao, RT 2/12, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Nunu (51) saat menunjukan lokasi peledakan di pertambangan Gunung Kopi.

GUNUNGGURUH – PT Cicatih Putra Sukabumi (CPS) saat ini sedang melakukan aktivitas tambang di kawasan Gunung Kopi, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh. Dalam pengoperasiannya, perusahaan ini menggunakan bahan peledak. Warga yang lokasinya tidak jauh dari lokasi tambang protes karena suara ledakan mengganggu kenyamanan dan mengancam kelestarian lingkungan.

Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, penggunaan bahan peledak ini sudah berlangsung selama dua minggu. Warga Kampung Jaringao, RT 2/12, Desa Kebonmanggu yang lokasinya berdekatan mengaku terganggu dengan suara ledakan itu.

Bacaan Lainnya

Selain getarannya terasa sampai rumah warga, juga kondisi lingkungan semakin terancam rusak parah. “Selama dua minggu ini, kurang lebih kami mendengar suara ledakan sebanyak sembilan kali. Itu setiap kali terdengar suara ledakan, getarannya terasa sampai sini,” ujar Nunu (51) warga Kampung Jaringao, RT 2/12 kepada Radar Sukabumi, kemarin.

Menurut Nunu, kawasan yang kini ditambang PT CPS ini merupakan kawasan yang di dalamnya terdapat mata air dan sering dimanfaatkan warga bila musim kemarau seperti sekarang ini. Ia dan warga lainnya pun mengaku khawatir jika aktivitas tambang terus dilakukan, sumber mata air nantinya hilang dan bencana alam terjadi.

“Jujur saja saya dan mungkin juga warga lainnya pun merasakan kekhawatiran itu. Kalau nanti sumber mata air hilang, kami harus cari ke mana? Kami juga tidak bisa membayangkan bila nanti dampak aktivitas ini menimbulkan bencana longsor,” ujarnya.

Menjawab kekhawatiran itu, Nunu mengaku akan mengajak warga lainnya untuk bermusyawarah supaya mendapatkan solusi terbaik kedepan. “Kami selaku warga di sini sebenarnya sangat menolak dengan adanya aktivitas perusahaan yang dalam melakukan tambangnya menggunakan bahan peledak,” imbuhnya.

Hal serupa dikatakan Tatang (67), warga Kampung Jaringao, RT 1/12. Ia mengkawatirkan lingkungan alam rusak akibat aktivitas tambang PT CPS ini. “Karena peledakan ini kami yakini dapat mengancam kelestarian alam dan lingkungan. Apalagi lokasi pemukiman warga berada di kaki Gunung Kopi yang jaraknya sekitar 200 meter,” katanya.

Camat Gunungguruh, Erry Erstanto mengatakan, penolakan warga Kampung Jaringao atas peledakan tambang PT CPS ini dinilai wajar. Karena setiap ledakan, akan menimbulkan getaran dan tentunya berdampak pada lingkungan. “Kita sudah panggil pihak perusahaan mengenai kecemasan warga soal aktivitas peledakan ini. Mereka membantah ada warga yang protes,” katanya.

Meski demikian, Erry sudah menegaskan kepada PT CPS agar bertanggung jawab bilamana dikemudian hari terjadi kerusakan, baik lingkungan maupun pemukiman warga. “Kalau mereka tidak berkomitmen, pasti akan kita tindak sesuai dengan aturan yang berlaku,” tandasnya.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Cicatih Putra Sukabumi (CPS), Rukmalan Somantri membantah adanya warga yang protes dengan aktivitas tambang perusahaannya. Pasalnya sebelum menggunakan bahan peledak, ia terlebih dahulu melakukan sosialiasi kepada tokoh masyarakat sekitar. “Kami pastikan aman dan kondusif. Saat peledakannya juga disaksikan langsung oleh aparat baik dari Polri maupun TNI. Sepengetahuan kami, tidak ada itu warga yang protes,” katanya.

Rukmalan mengklaim, peledakan yang dilakukan perusahaannya itu sudah sesuai dengan prosedur dan Undang-undang yang berlaku tentang Pertambangan. Karena menurutnya, segala perizinan perusahaannya sudah dikantongi.

“Izin Usaha Pertambangan dan izin peledakan dari Mabes Polri sudah kami kantongi. Jadi secara prosedur, sudah kami tempuh. Dan perlu diketahui juga, peledakan ini untuk mengejar terget produksi karena bila dilakukan secara manual itu sangat tidak mungkin. Batu di kawasan Gunung Kopi ini sangat keras. Kami juga pastikan akan bertanggungjawab bila kedepan terjadi kerusakan lingkungan,” pungkasnya.

(Den/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *