Sebelum Meninggal, Siswi SMAN 1 Cisaat Sukabumi Sempat Disuruh Lari 12 Menit

Kematian Kayla Nur Syifa Siswi SMAN I Cisaat, Kabupaten Sukabumi saat mengikuti proses seleksi calon peserta pasukan pengibar bendera (Paskibraka) Kabupaten Sukabumi
Kematian Kayla Nur Syifa Siswi SMAN I Cisaat, Kabupaten Sukabumi saat mengikuti proses seleksi calon peserta pasukan pengibar bendera (Paskibraka) Kabupaten Sukabumi

SUKABUMI Meninggalnya Kayla Nur Syifa Siswi SMAN I Cisaat, Kabupaten Sukabumi saat mengikuti proses seleksi calon peserta pasukan pengibar bendera (Paskibraka) Kabupaten Sukabumi membuat sejumlah pihak terpukul.

Betapa tidak, siswi yang termotivasi untuk menjadi bagian Paskibraka ini harus pupus setelah dinyatakan meningal dunia pada Jumat Pagi (19/04/2024) usai mendapatkan perawatan RSUD Palabuhanratu.

Bacaan Lainnya

Kepala Bakesbangpol kabupaten Sukabumi Tri Romadhono Suwardianto mengatakan, siswi tersebut dalam rangkaian tahapan test calon paskibraka terjadi sekitar pukul 09.00 WIB dinyatakan meninggal dunia, rangkaian tersebut merupakan tahapan yang dari awal bulan sebelum puasa sudah dilaksanakan.

“Hari Rabu kemarin sampai besok itu rencana itu rangkaian tahapan seleksi jadi makin mengkerucut, jadi kemarin almarhumah (Kayla Nur Syifa) masih mengikuti kegiatan, sehat, kesehatannya bagus, kemudian lolosnya kesehatan, setelah itu rangkaiannya test parade,” timpalnya.

“Sistem gugur, itu juga mengacu pada SOP yang sudah di tentukan oleh BPIP pusat, penyelenggaraan itu kan BPIP pusat paskibra itu, ada yang ke kesbang, ada yang di kabupaten kota untuk kabupaten Sukabumi sudah sejak tahun kemarin sudah di kesbangpol,” sambungnya.

Adapun siswi tersebut, lanjut Tri hasil test kesehatan awal bagus, dan dinyatakan lolos, tidak hanya itu tinggi badan juga bagus, postur badan juga bagus, kemudian mengikuti tahap kedua Kamis, (18/4) kemarin, yakni parade sifatnya baris berbaris dan sikap Kayla Nur Syifa cukup bagus, dinilai oleh panitia serta dinyatakan lolos.

“Kemudian lari ke test ke samaptaan tadi pagi, itu diawali dengan sarapan seperti biasa SOP kita, sarapan dibariskan dari GOR kemudian menuju lapang Cangehgar untuk pelaksanaan test kesamaptaan,” terangnya.

“Yang bersangkutan nomor dada 066 dan almarhum itu yang disematkan waktu pembuaan test waktu CAT seminggu sebelumnya, jadi yang yang bersangkutan itu telah melewati beberapa kali tahap, itu yang minggu sebelumnya dilaksanakan test wawasan kebangsaan bela negara pendidikan pancasila,” ucapnya.

Ditegaskan Tri, sistem CAT merupakan test melalui handpone anak oleh BPIP pusat dan Bakesbangpol tidak ikut didalamnya sehingga yang menentukan dari pusat melalui CAT itu almarhumah dinyatakan lolos.

“Jadi sebelum lari test samapta itu juga di cek kesehatan lagi, sebelum kesitu pakai alat detak jantung dan segala macam, bagaimana keluhannya tidak ada, dan larilah beserta peserta yang lain setelah 12 menit yang bersangkutan pingsan,” bebernya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *