Sampah: Tanggung Jawab Kita Bersama

Oleh:
Reny Sukmawani

*Dosen Prodi Agribisnis – Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Bacaan Lainnya

*Ketua Majelis Ekonomi & Ketenagakerjaan PImpinan Daerah Aisyiyah Kab. Sukabumi

Sampah……sampah di sekeliling kita
Tanggung jawab kita semua
Bersihkannya….
Buanglah sampah pada tempatnya…..

Sepenggal cuplikan lagu di atas berisi himbauan kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya demi kesehatan lingkungan.

Sengaja dibuat dalam bentuk lirik lagu agar mudah diingat oleh para pendengarnya, sehingga tertanam di benak setiap masyarakat dengan harapan setiap akan membuang sampah sembarangan ketika ingat lagu ini maka tidak jadi dilakukan.  Sampah yang dianggap menjijikan,  sampah yang kita temukan setiap hari dalam kehidupan kita dapat memberikan manfaat dan akibat yang sangat besar.

Seseorang akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari sampah sebaliknya bisa pula mendapatkan kerugian akibat sampah.

Bagi orang yang paham dengan baik  bagaimana mengelola sampah, akan mendapatkan banyak manfaat dari sampah.  Bukan hanya terjaganya lingkungan yang sehat dan bersih, dari sampah kita dapat memperoleh tambahan pendapatan.

Sampah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Di belahan dunia manapun sampah pasti akan menjadi bagian hidup dari setiap penghuni dunia. Bagaimana tidak, setiap hari dalam kehidupan, manusia pasti menghasilkan sampah sebagai akibat dari kehidupan yang dijalaninya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata per penduduk  terhadap sampah yang dihasilkan per hari sebagai berikut:

1. Sekitar 150-350 gram sampah berbentuk sisa-sisa tanaman ataupun hewan (berasal dari rumah).

2. Sekitar 350-575 gram sampah berbentuk guguran daun, kertas, dan sebagainya (berasal dari keramaian kota, jalan gudang, dan sebagainya).

3. Sekitar 125-300 gram berbentuk tinja (kotoran manusia) dan 0,75 – 1,25 liter berbentuk air seni (urine).

Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan tak berharga. Meski setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah, manusia pula yang paling menghindari sampah. Orang kebanyakan hanya bisa membuangnya, namun kurang peduli bagaimana barang sisa itu seharusnya diperlakukan. Tidaklah heran, akibat kelalaian dan kekurang pedulian kita terhadap sampah, kita pula yang menuai bencana yang ditimbulkan oleh sampah.

Maka adalah hal yang penting untuk mengambil manfaat dari sampah yang ada di sekitar kita dengan mengelolanya sebaik mungkin.

Membiasakan diri untuk berdisiplin dalam setiap aspek kehidupan adalah hal yang penting.  Kebiasaan yang sudah dilakukan dari sejak kecil biasanya akan tertanam terus hingga dewasa.

Demikian pula dengan membuang sampah. Membiasakan diri untuk senantiasa membuang sampah pada tempatnya apabila tidak dilakukan dari sejak dini akan sulit dilakukan pada saat dewasa, kecuali apabila benar-benar dipaksa dengan adanya aturan yang mengikat.

Meskipun kadang dengan aturan pun orang masih banyak yang melakukan pelanggaran.

Sebagai contoh, jelas-jelas terdapat pengumuman atau aturan untuk tidak buang sampah sembarangan atau tertulis dilarang membuang sampah disini, bagi sebagian orang aturan atau larangan tersebut dianggap hanya sebagai simbol saja tanpa merasa harus mentaatinya.

Sering kita tidak menyadari sekecil apapun sampah yang kita buang di sembarang tempat akan berakibat keburukan terhadap orang lain dan lingkungan.

Misalnya membuang sampah di sungai akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, mencemari air sungai dan menghambat lajunya air sehingga berakibat meluapnya air sungai; membuang air di selokan akan menyumbat saluran air sehingga limpasan air hujan tidak dapat tertampung akibatnya banjir.

Persoalan sampah menjadi hal yang menyita perhatian saat ini.  Jumlah sampah yang dihasilkan sebanding dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah.

Penanganan sampah yang cenderung asal-asalan menimbulkan persoalan baru.  Selama ini konsep pengelolaan sampah yang banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat adalah sebagai berikut: (1) buang begitu saja (open dumping); (2) buang bakar (dengan incenerator atau dibakar begitu saja) dan (3) gali tutup (sanitary landfill).  Ketiga konsep pengelolaan sampah tersebut di atas ternyata membuahkan hasil yang tidak baik.

Sampah menumpuk dan menggunung dimana-mana sehingga menimbulkan bau busuk yang menebar ke mana-mana.  Kondisi seperti ini mengakibatkan kondisi lingkungan yang tidak sehat seperti banyaknya lalat dan tercemarnya air bersih/sumur oleh air lindi dan seterusnya.

Tidaklah mengherankan di kota yang penduduknya padat, warga menolak kehadiran TPA (tempat pembuangan akhir sampah).

Padahal semua hal tersebut dapat dihindari apabila kita mengelola sampah dengan baik dan benar.

Secara umum pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan cara: (1) Pengurangan sumber (source reduction); (2) Penggunaan kembali (reuse); (3) Pemanfaatan (recycling); (4) Pengolahan (treatment) dan (5) Pembuangan (disposal).

Dalam usaha untuk mengatasi masalah sampah rumah tangga yang semakin meningkat jumlahnya dan cara-cara penanganan serta pembuangan akhir yang lebih tepat untuk masa mendatang, yang dapat dipertimbangkan, yaitu melalui pengelolaan sampah yang baik.  Sampah plastik dapat dipilah untuk didaur ulang.

Sedangkan sampah organik dapat dimanfaatkan untuk dibuat kompos (sebagai media ataman atau pupuk).

Pengomposan, dipandang sebagai alternatif terbaik karena secara ekosistem, cara ini lebih alami dalam mengikuti siklus kehidupan dan daur ulang.

Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi produksi sampah disekitar kita diantaranya dengan: (1) membiasakan menggunakan tas kantong apabila belanja; (2) menghindari penggunaan gelas atau wadah plastik untuk makan dan minum; (3) mengurangi limbah makanan dengan selalu menghabiskan  makanan yang kita makan; dan (4)  saat menyiapkan makanan di rumah, gunakan bahan-bahan mentah dan segar daripada membeli makanan siap saji karena tergiur kemasannya yang menarik yang akan menjadi sampah.

Permasalahan sampah tidak akan pernah berhenti sampai semua orang di sekitar kita memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengelolanya dengan sebaik mungkin.

Kesadaran ini tidak mungkin muncul begitu saja tanpa melalui proses dan tahapan-tahapan pembelajaran kepada masyarakat akan akibat yang bisa ditimbulkan dari sampah.

Longsor sampah yang pernah terjadi beberapa waktu lalu di salah satu kota di negara kita, banjir yang terjadi di mana-mana,  seharusnya dapat dijadikan suatu pelajaran sebagai peringatan bahwa apabila kita menganggap sepele sampah dan tidak serius dalam menanganinya maka akan menelan korban jiwa yang begitu dahsyat.  Maka dari itu adalah penting bagi semua orang dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan kakek nenek untuk mengetahui bagaimana seharusnya mengelola sampah yang ada di sekitar kita. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *