MAN 1 Kota Sukabumi Bangun Karakter Moderat dengan Mumtaza Learning Camp

RAMAI: MAN 1 Kota Sukabumi menggelar Mumtaza Learning Camp.
RAMAI: MAN 1 Kota Sukabumi menggelar Mumtaza Learning Camp.

SUKABUMI – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Sukabumi mengelar kegiatan Mumtaza Learning Camp (Kemah Moderasi Beragama) yang digelar selama dua hari (12-13 Juni 2023) di Aku Cantik Villa, Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi.

Kepala MAN 1 Kota Sukabumi Badrutamam mengatakan, jika kemah yang digelar merupakan program dari Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia. Menurutnya, kegiatan ini Kemah Moderasi bukan sekadar upacara sermonial semata melainkan untuk membangun komitmen dan fundamental dalam menjaga dan merawat kebhinekaan.

Bacaan Lainnya

“Moderasi sebagai pondasi untuk membentuk karakter siswa yang dapat memposisikan diri secara tepat dalam masyarakat multireligius, sehingga terjadi harmonisasi sosial dan keseimbangan kehidupan sosial,” ucap Kepala MAN 1 Kota Sukabumi Badrutamam kepada Radar Sukabumi, Senin (12/6).

Sementara itu, Wakil Madrasah MAN 1 Kota Sukabumi Bidang Kesiswaan Muntamah menambahkan, acara Kemah Moderasi Beragama ini diikuti seluruh siswa kelas X MAN 1 Kota Sukabumi yaitu sebanyak 290 siswa.

Adapun selama dua hari ini, kata Muntamah, para siswa akan mengikuti berbagai kegiatan seperti kegiatan keagamaan, keorganisasian dan games. Dalam pelaksanaannya para siswa juga akan mengikuti empat macam permainan seru selama mengikuti kemah seperti permainan Letter L, Blind Train, Toxit Forest dan Tebak Kata. Dalam permainan tersebut dibutuhkan kekompakan kerjasama, stategi dan yang terpenting adalah harus percaya pada sesama anggota tim.

“Overall kegiatan outbond sangat seru meski harus berbasah-basahan,” ucapnya.

Ia berharap, dengan mengikuti kegiatan ini para siswa dapat meningkatkan kualitas siswa dalam berbagai aspek, baik kognitif, afektif dan psikomotor serta wawasan kebangsaan tentang moderasi beragama sehingga siswa diharapkan mampu memahami dan mengamalkan ajaran agama secara moderat dan tidak ekstrem.

“Sehingga kedepannya dapat diimplementasikan oleh seluruh umat beragama di Indonesia untuk menciptakan kerukunan,” pungkasnya. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *