Waspada Penurunan Pendengaran Akibat Penggunaan Earphone

dr.Muhammad Rifqi
dr.Muhammad Rifqi Dokter Internsiip RSI.Assyifa Sukabumi

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Setiap harinya, kita mendengarkan berbagai macam bunyi di lingkungan kita, baik bunyi intensitas ringan seperti radio, televisi, peralatan rumah tangga, maupun bunyi dengan intensitas sedang seperti perangkat audio pribadi.

Bacaan Lainnya

Normalnya, bunyi-bunyian ini berada pada tingkatan aman yang tidak merusak pendengaran kita. Tetapi, bunyi dapat menjadi berbahaya ketika terlalu keras, walaupun untuk waktu yang singkat, atau ketika keduanya keras dan dalam waktu yang lama. Bunyi-bunyian ini dapat merusak struktur sensitif telinga bagian dalam dan menyebabkan noise-induced hearing loss (NIHL).

Noise induce hearing loss merupakan kerusakan pendengaran yang merupakan hasil dari pajanan kebisingan tingkat tinggi yang berkepanjangan secara permanen.

Gejala-gejala yang dapat terjadi ketika seseorang mengalami NIHL antara lain tinitus (telinga berdenging), sukar menangkap percakapan, dan penurunan pendengaran.

Faktor risiko yang dapat mempengaruhi derajat NIHL adalah frekuensi pajanan, lama paparan perhari, intensitas kebisingan, usia, kepekaan individu, dan faktor lainnya yang dapat mengakibatkan ketulian. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa besar paparan bising yang didapat akan berbanding lurus dengan kerusakan yang diperoleh.

Earphone menjadi salah satu piranti dengar yang merupakan penyebab dari gangguan pendengaran. Earphone adalah suatu perangkat yang merubah arus listrik menjadi gelombang suara, yang dipakai atau dimasukan ke telinga. Intensitas bising yang ditimbulkan oleh penggunaan earphone terlalu sering dan terlalu lama dapat mengakibatkan perubahan sel-sel rambut silia yang dapat menurunkan fungsi pendengaran.

Pesatnya kemajuan telekomunikasi dan teknologi audiovisual saat ini, mengakibatkan pemakaian earphone untuk mendengarkan musik melalui perangkat audio atau telepon genggam meningkat. Kebiasaan mendengarkan musik melalui earphone telah menjadi hal yang wajar di kalangan remaja.

Beberapa remaja seringkali mendengarkan musik selama berjam-jam melalui earphone. Mereka mendengarkan musik selagi beristirahat maupun saat berolahraga, dalam perjalanan jauh, atau bahkan saat tidur. Hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan yang dapat menimbulkan gangguan fungsi pendengaran.

World Health Organization (WHO) mengatakan sekitar 1,1 miliar remaja dan dewasa muda memiliki risiko gangguan fungsi pendengaran akibat pemakaian perangkat audio pribadi, seperti smartphone maupun tempat hiburan yang memiliki paparan bising berbahaya seperti klub malam dan bar.

Analisis WHO yang didapat dari data penelitian di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa hampir 50% remaja dan dewasa muda yang berusia di antara 12-35 tahun terpapar tingkatan bunyi yang tidak aman dari penggunaan piranti dengar.

Berdasarkan penelitian The Royal National Institute for Deaf People (RNID), terlalu sering menggunakan piranti dengar dapat menyebabkan tuli dini.

Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil riset yang dilakukan pada 2 dari 3 responden pengguna earphone berusia 18-30 tahun yang mendengarkan bunyi dalam intensitas tinggi, pada usia 40an tahun mereka mengalami ketulian maupun ketulian dini (presbiakusis), sedangkan normalnya ketulian akan dialami seseorang ketika sudah berusia 60-70 tahun.

Penurunan fungsi pendengaran dapat menurunkan daya komunikasi seseorang dengan lingkungan sekitarnya, sehingga penting bagaimana cara menyampaikan bahaya penggunaan earphone yang dapat menyebabkan penurunan fungsi pendengaran bagi para penggunanya, khususnya bagi para pengguna aktif. Penggunaan earphone secara bijak seringkali diremehkan oleh para remaja di era millenial ini, khususnya para penggemar musik.

Pemikiran bahaya yang ditimbulkan bersifat jangka panjang dari pemakaian earphone menambahkan pemikiran yang acuh pada para penggunanya, dan dengan adanya earphone yang merupakan alat bantu untuk mendengarkan musik dan sebagai alat bantu komunikasi membuat para penggunanya merasa terhibur dan memberikan ruang privasi bagi penikmatnya.

Oleh karena itu, diperlukan komunikasi serta informasi melalui edukasi agar penggunaan earphone dapat dibatasi dan digunakan dengan seperlunya saja agar kesehatan pendengaran dapat terjaga. Salam sehat untuk warga sukabumi, penulis memohon maaf bila terdapat kesalahan pada kata maupun tulisan, Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *