Kenali Gejala Turun Peranakan Sejak Dini

dr. Salwa Yustika Putri
dr. Salwa Yustika Putri Dokter Internsip RSI Assyifa

Bismillahirahmanirrahim,Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Turun peranakan atau disebut dengan prolaps uteri merupakan kondisi penurunan uterus (rahim) ke dalam atau keluar vagina. Hal ini dapat terjadi akibat kegagalan ligamen fasia dasar panggul dalam menopang organ panggul.

Bacaan Lainnya

Menurut studi epidemiologi, terdapat dua faktor risiko utama dalam pengembangan prolapse yaitu persalinan pervaginam dan penuaan. Pada kehamilan dan persalinan dapat terjadi trauma yang menekan jaringan ikat, otot, dan persarafan di daerah panggul yang menyebabkan kelemahan struktur akibat regangan dan robekan.

Kehamilan, persalinan, serta menopause juga dapat menyebabkan kelemahan lebih lanjut dari struktur dasar panggul karena berkurangnya hormon estrogen.

BACA JUGA: Cintai Jantungmu, Deteksi Sedari Dini

Kejadian prolaps uteri termasuk masalah kesehatan wanita yang banyak ditemukan. Dalam uji coba yang dilakukan Women’s Health Initiative (WHI) di Amerika Serikat dari 16.616, 14,2 persen diantaranya ditemukan prolaps uteri. Data yang ditemukan di Indonesia, berdasarkan RSUP Sanglah Denpasar Periode 2015-2016 didapatkan kasus ginekologi sebesar 18.355, dengan kasus prolaps uteri sebanyak 247.

Di antara jumlah kasus tersebut paling banyak ditemukan dalam derajat III (organ rahim sudah keluar vagina). Data lain yang ditemukan, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, prevalensi prolaps organ panggul mencapai 15,96 persen dengan 252 kasus pada tahun 2016-2018.

Gejala yang sering ditemukan seperti adanya rasa penuh di vagina, terabanya tonjolan dari vagina dengan keadaan masih di dalam maupun di luar, hingga rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual. Keluhan ini mengganggu keseharian karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam fungsi seksual sehingga menurunkan kualitas hidup seseorang.

BACA JUGA: Kenali Gejala Insomnia dan Dampaknya

Prolaps uteri dapat memberikan penurunan kepercayaan diri akibat pengaruh sosial, seperti timbulnya rasa malu, ketakutan atas diskriminasi, serta keterbatasan dalam melakukan kegiatan. Secara psikis ini dapat memberikan dampak besar pada kondisi mental pasien.

Jika pembaca merasakan gejala seperti diatas, segera periksakan diri anda ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan lebih awal.

Terdapat beberapa strategi yang dapat mengurangi insiden prolaps, salah satunya adalah latihan dasar panggul atau senam kegel. Senam kegel dapat membantu menguatkan otot-otot dasar panggul terutama setelah melahirkan.

Menurut penelitian, senam kegel merupakan terapi awal, minimal invasif dalam tatalaksana prolapse organ panggul, inkontinensia fekal atau uri (ketidakmampuan menahan buang air kecil atau besar) maupun disfungsi organ panggul.

Cara melakukan senam kegel yaitu, pertama dengan melakukan senam kegel. Senam ini dapat dilakukan dalam posisi berbaring, duduk atau berdiri.

Kedua, Kencangkan otot panggul seperti sedang menghentikan aliran urine saat buang air kecil dan tahan selama 5 detik. Pada posisi ini, usahakan untuk tetap bernapas dan tidak mengencangkan otot perut, paha, serta bokong.

Ketiga, Bila sudah terbiasa dengan gerakannya, Anda bisa meningkatkan durasi saat mengencangkan otot panggul selama 5–10 detik.

Keempat, ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali.

Kelima, penderita juga bisa memanfaatkan bola kegel untuk mempermudah gerakan senam kegel. Keenam, Lakukan gerakan senam kegel sebanyak 3 kali sehari untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Jazakillah khairan, semoga dapat bermanfaat bagi Sahabat Sehat sekalian. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (*)

Pos terkait