Melihat Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Selabatu

foto:hiti robiah/radarsukabumi PELAYAN KESEHATAN MASYARAKAT: Kepala Puskesmas Selabatu drg. Riska Rachmawati bersama dengan seluruh pegawai Puskesmas Selabatu.

RADARSUKABUMI.com – Puskesmas Selabatu berakreditasi Utama, kini memiliki dua inovasi program layanan publik. Di antaranya Layanan Komprehensif Tingkatkan ASI Eksklusif (Laktasie) dan program Pemantauan Makanan Jajanan Aman dan Higienis (Manja Manis).

Laporan Hiti Robiah

Bacaan Lainnya

Menurut Kepala Puskesmas Selabatu, drg Riska Rachmawati, Puskesmas Selabatu setiap harinya dikunjungi lebih kurang 200-300 jiwa pasien untuk berobat ataupun untuk konseling.Sesuai data yang didapat, jumlah pasien yang berkunjung ke Puskesmas Selabatu mencapai lebih kurang 6.900 jiwa per Desember 2018. Serta terdapat sebanyak 82.968 jiwa per 2018.

Menurutnya dari 10 penyakit dengan jumlah terbanyak di Puskesmas Selabatu 2018 yang tertinggi adalah penyakit ISPA ( Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Selain itu, Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi dan Diabetes Mellitus masuk ke dalam 10 besar penyakit pada pasien yang berobat di Puskesmas Selabatu.

Puskesmas Selabatu memiliki dua Puskesmas pembantu yang terletak di Kelurahan Selabatu yakni Pustu Kabandungan dan di Kelurahan Cikole yakni Pustu Cisarua. Adapun inovasi layanan publik yang di unggulkan oleh Puskesmas Selabatu yakni inovasi Laktasie, dan Manis Manja. Inovasi Laktasie ini lahir karena banyaknya masukan yang ditampung oleh pihak

Puskesmas Selabatu dari seluruh lintas sektor. “Layanan Komprehensif Tingkatkan ASI Ekslusif atau Laktasie ini khusus kami hadirkan karena masih kurangnya cakupan ASI eksklusif apalagi banyak ibu yang saat ini berstatus sebagai ibu bekerja”, tutur Riska kepada Radar Sukabumi.

Layanan program Laktasie ini adalah kolaborasi dari lintas program di puskesmas. Sasaran dari program ini baik tidak hanya untuk ibu bayi namun juga neneknya atau pengasuhnya pun menjadi sasaran dari program ini. Karena tak bisa dipungkiri bahwa saat ini banyak ibu bekerja yang bayinya dijaga dan diasuh nenek atau pengasuhnya.

Sehingga, edukasi tentang ASI eksklusif ini juga harus kita berikan kepada para pengasuhnya. “Selain itu, melalui upaya kesehatan kerja, (kami) mendata kantor dan tempat umum yang ada di wilayah kerja terkait (seperti) sarana ruang laktasi di tempat tersebut.

Hal ini diupayakan agar ada kepedulian kepada karyawan khususnya wanita yang sedang menyusui. “Sudah diatur oleh Perda Kota Sukabumi juga untuk pengadaan ruang khusus menyusui, sehingga kami pada saat kunjungan juga sekaligus mensosialisasikan hal tersebut,” tambahnya.

Inovasi kedua adalah Manja Manis atau disingkat dengan Pemantauan Makanan Jajanan Aman dan higienis ini baru bekerja sama dengan satu sekolah dasar, yakni SDN Suryakencana CBM. “Kami baru memulai program ini dan mencoba untuk melibatkan pihak sekolah dan komite siswa. Ke depan semoga bisa dilaksanakan di sekolah lain. Inovasi ini tercipta karena tingkat kekhawatiran terhadap jajanan yang dikonsumsi anak saat di sekolah,” imbuhnya.

 

(cr5/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *