Dokter Forensik Ungkap Kematian Bocah Kadudampit yang Ditemukan di Kebun, Ada Luka Dileher

DIWAWANCARAI : Dokter Forensik RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia, saat diwawancarai terkait hasil autopsi jenazah bocah laki-laki berinisial MA (7) asal warga Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (01/05).
DIWAWANCARAI : Dokter Forensik RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia, saat diwawancarai terkait hasil autopsi jenazah bocah laki-laki berinisial MA (7) asal warga Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi pada Rabu (01/05).

SUKABUMI – Dokter Forensik Rumah Saki Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH, Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia, mengungkap penyebab kematian seorang bocah laki-laki berinisial MA (7) asal warga Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, yang ditemukan tewas di terasering kebun milik warga setempat, pada Sabtu (16/03) lalu.

Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan tim forensik, bahwa kematian korban diduga karena terdapat luka kekerasan pada bagian leher.

Bacaan Lainnya

“Iya, luka yang dileher itu cukup untuk menimbulkan kematian, dalam hal ini kalau ada kekerasan di leher tentunya bisa menghalangi jalan penafasan. Kalau menghalangi jalan nafas, ya berarti kematiannya mengarah ke kekurangan oksigen atau mati lemas,” kata dr Nurul saat diwawancarai Radar Sukabumi di Ruang Inslatasi Jenazah RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi pada Rabu (01/05).

Saat melakukan autopsi, tim forensik juga menemukan luka pada bagian lubang pelepas atau lubang anus. Hal ini, dapat diketahui berdasarkan pemeriksaan laboratorium dan hasil sampelnya yang dicurigai, ternyata terdapat tanda kekeradan di daerah leher dan juga di daerah lubang pelepas

“Jadi, kalau untuk secara kasat mata itu, luka bagian lubang pelepas ini, hanya tampak pengelupasan kulit arinya aja, kaya luka lecet, tapi karen kondisinya sudah busuk jadi tidak terlalu jelas, kalau orang hidup ada darahnya segala macem,” paparnya.

Untuk itu, sample dari autopsi tersebut ia kirim ke laboratuorium dan hasilnya secara microscopis, terdapat tanda perlukaan. Terlebih, saat dilakukan ekshumasi kondisi jenazah korban sudah dalam keadaan membusuk. Karena, sudah dimakamkan sekitar satu pekan dari waktu kejadian korban ditemukan.

Sementara, untuk luka dibagian leher disebabkan karena ada kekerasan tumpul. Lantaran, dibagian kulitnya tidak ada luka apa-apa. Namun, pada saat dilakukan pemeriksaan dibagian otot dalam dari lehernya, ada luka yang dicurigai.

“Jadi waktu itu saya ambil sampelnya di bagian ototnya, ternyata memang itu benar perlukaan, jadi kalau di luar gak kelihatan. Kalau berapa kalinya luka itu gak tau, yang pasti kalau di leher itu memang ada tanda kekerasan,” imbuhnya.

Ketika disinggung mengenai apakah bocah tersebut merupakan korban pedofilia atau korban pelecehan. Ia menjawab, bahwa jika hal tersebut konteksnya pedofilia, artinya pelakunya adalah orang dewasa kepada anak.

“Korban disini kan memang anak, tapi saya temukan memang ada kekerasan di daerah lubang pelepas, tapi pada daerah genital dari si korban sendiri gak ada ditemukan apa-apa” imbuhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *