Cuaca Sukabumi Jawa Barat dan Sumatera Panas, BMKG Jelaskan Penyebabnya

Pantai Palabuhanratu Sukabumi

SUKABUMI – Akhir akhir ini, sebagian besar wilayah Jawa barat termasuk Kabupaten Sukabumi sudah memasuki musim hujan yang mulai terjadi sejak pada akhir November 2023 lalu.

Namun demikian, pada awal Desember 2023 hingga hari ini wilayah Jawa Barat termasuk Kabupaten Sukabumi kembali mengalami penurunan jumlah curah hujan, sehingga mengakibatkan cuaca dirasakan masyarakat terasa gerah atau “ngelekeb”.

Bacaan Lainnya

Menanggapi hal tersebut kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Bandung Dr. Teguh Rahayu mengungkapkan bahwa kondisi panas gerah atau “ngelekeb” disebabkan oleh adanya gangguan gelombang ekuatorial atmosfer, sehingga pola pertumbuhan awan lebih banyak terjadi di Jawa bagian tengah menuju timur.
“Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan dasarian III Desember 2023,” ungkap Teguh dalam keterangannya yang diterima Radar Sukabumi. Selasa, (19/12).

Adapun cuaca panas yang terasa, kata Teguh lagu disebabkan oleh banyaknya uap air di atmosfer yang terbawa monsoon Asia dan penguapan yang aktif terjadi pada musim hujan. BMKG Bandung pada dasarian II Desember ini mencatat suhu tertinggi adalah 32,9 derajat Celsius dan Kelembapan Relatif tertinggi adalah 90%.
“Udara yg mengandung uap air, kemudian kondisi perawanan yang terbuka, dan sedikitnya kejadian hujan menjadi penyebab mengapa cuaca terasa gerah atau “ngelekeb” akhir-akhir ini,” jelasnya.

Untuk itu Teguh menghimbau kepada masyarakat yang sering bepergian, ada baiknya tetap mepersiapkan diri dengan peralatan anti hujan. Karena walaupun terjadi penurunan, hujan dalam skala sangat lokal masih terjadi.
“Jangan lupa menjaga kesehatan tubuh dan stamina terutama dalam menjaga kondisi tubuh agar tidak dehidrasi,” terangnya.

“Dan apabila terjadi cuaca ekstrim dihimbau agar masyarakat tidak memaksakan perjalanan, dan diharap untuk mencari tempat berlindung di tempat yang kokoh,” tandasnya. (Ndi)

Dr. Teguh Rahayu
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Dr. Teguh Rahayu

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *