Pemkot Luncurkan Aplikasi Siapdate, Kurangi Kemiskinan dan Stunting

Bappeda Kota Sukabumi

SUKABUMI — Upaya penurunan angka prevalensi stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrem menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi. Kali ini, bentuk kongkrit yang dilakukan dengan Sistem Aplikasi Data Stunting Terintegrasi (Siapdate) yang merupakan inovasi dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) yang di hadiri langusng oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, di Ruang Pertemuan Balai Kota Sukabumi, Selasa (19/12).

“Percepatan penurunan stunting menjadi prioritas nasional yang harus diwujudkan bersama agar mencapai target yang ditetapkan. Idealnya, minimal 14 persen pada tahun depan, saat ini Kota Sukabumi mencapai 19,2 persen,” ujar Kusmana.

Bacaan Lainnya

Sementara, sambung Kusmana, hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 angka prevelansi stunting nasional 21,6 persen. Sehingga dibutuhkan strategi dan upaya ekstraordinary secara intensif dan masif dalam penanganan stunting.

“Sejalan dengan Perpres Nomor 72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting, harus kerja keras semua OPD terlibat. Jangan, biasa-biasa saja harus serius dengan memanfaatkan teknologi informasi,” jelasnya.

Selain penurunan angka stunting, kata Kusmana, masalah kemiskinan ekstrem menjadi isu strategis, baik global, nasional, maupun provinsi dan kabupaten/kota. Berbagai langkah dilakukan dengan pemberian bantuan kepada UMKM dan bantuan sembako. Upaya tersebut, lanjut Kusmana, agar mengurangi kemiskinan ekstreme hingga nol persen di 2024.

“Dengan Soft Launching Siapdate, dalam rangka transformasi digital penurunan stunting dan percepatan pengentasan kemiskinan ektrem. Hal ini juga dalam memudahkan pengambilan kebijakan penurunan stunting dan kemiskinan ektrem,” ungkap Kusmana.

Kepala Bappeda Kota Sukabumi, Asep Suhendrawan, mengungkapkan, aplikasi Siapdate yang barus di soft launching tersebut masih dalam penyusunan menu-menu didalamnya, oleh tim Strategi Tranformasion Unit (STU). Dimana, tujuanya adalah untuk bahan pimpinan dalam pengambilan keputusan bagaimana menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstreme di Kota Sukabumi.

“Jadi, dengan data-data ini diharapkan akurasi dan ketepatan data itu sebagai bahan, apabila ada program kegiatan yang akan menembak untuk mengurangi kemiskinan ekstreme dan penurunan angka stunting. Karena tujuan di aplikasi Siapdate seperti itu,” akunya.

Saat ini, kata Asep, berdasarkan hasil Elektonik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), jumlah stunting di Kota Sukabumi pada bulan penimbangan balita di Agustus 2023 berjumlah 996 jiwa, atau berada di angka 5,42 persen. Sedangkan untuk data kemiskinan ekstreme, sambung Asep, Kota Sukabumi merupakan terendah ke dua di Jawa Barat dengan jumlah mencapai 7964.

“Sebenarnya jumlah kemiskinan ekstrme di Kota Sukabumi setiap tahunya alami penurunan yang signifikan, secara reguler pada tahun 2021 berada di angka 8,25 persen, 2022 8,02 persen, dan di 2023 sebesar 7,50 persen. Jadi trenya grafik angka kemsikinan ekstreme di Kota Sukabumi menurun,” pungkasnya. (Bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *