Swietenia Puspa Lestari Getol Kampanye Bersih-Bersih Laut

FOTO : ANISATUL/JAWAPOS JADI INSPIRASI: Swietenia Puspa Lestari saat berada di warungnya. Dia merupakan salah satu penggerak yang getol mengkampanyekan bersih-bersih laut baik dari sampah plastik dan sedotan kemasan air minum.

Menurut Swietenia, seruan agar tidak membuang sampah sembarangan kurang ampuh jika hanya disampaikan secara lisan. Perlu ada gerakan konkret yang bisa menginspirasi banyak orang. Karena itu, tiga tahun lalu dia mengajak beberapa kawan yang hobi menyelam untuk membuat aksi clean-up. Saat itu mereka membersihkan sampah di Kepulauan Seribu. Sampah yang berhasil dikumpulkan per 100 meter persegi dikelompokkan sesuai jenisnya. Sampah yang bisa didaur ulang dikumpulkan sendiri.

Swietenia rajin mengajak masyarakat tidak memakai sedotan. Kampanye itu semula dianggap angin lalu oleh masyarakat. Namun, dia tidak menyerah. Swietenia lantas mengubah strategi. Sasarannya beralih ke kalangan perusahaan (corporate). Terutama perusahaan yang punya andil dalam tumpukan sampah.

Bacaan Lainnya

Dua tahun berjalan, komunitas tersebut berubah menjadi yayasan pada 2017. Namanya Yayasan Penyelam Lestari Indonesia. Pendanaan yayasan berasal dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Swietenia menyebutkan, kementerian-kementerian itu sudah aware pada problem lingkungan sejak 2015. ”Kami sering tukar saran masalah lingkungan,” katanya kepada Jawa Pos. ”Kalau mau gabung dengan yayasan juga gampang, nggak harus bisa diving,” lanjutnya.

Meski berubah nama, kegiatan lingkungan tetap jalan terus. Ibu-ibu di kawasan Kepulauan Seribu diberdayakan melalui bank sampah. Katering yang semula menggunakan bungkus dari bahan styrofoam diganti dengan menggunakan Tupperware. ”Edukasi juga dilakukan kepada anak-anak di sekolah,” katanya lantas tersenyum, membuat lesung pipinya terlihat jelas.

Pada November 2016 Swietenia merintis kerja sama dengan sebuah perusahaan restoran cepat saji. Salah satu temanya adalah mengampanyekan bahaya plastik. Semula pihak restoran hanya mau melakukan clean-up sekali. Swietenia menolak. Dia tak mau jika gerakannya hanya bersih-bersih tanpa mengubah kebiasaan penggunaan sedotan plastik. ”Saya bilang ke mereka, gue nggak mau. Kan lo banyak sampahnya, sedotan lo banyak sekali,” ungkapnya dengan logat Jakarta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *