Tujuh dari Puluhan Siswa yang Keracunan Jajanan di Sukabumi Belum Sembuh

DITINJAU : Petugas Puskesmas Karawang, saat memantau kondisi kesehatan siswa SDN Nangewer yang diduga mengalami keracunan jajanan sekolah.(foto : ist)
DITINJAU : Petugas Puskesmas Karawang, saat memantau kondisi kesehatan siswa SDN Nangewer yang diduga mengalami keracunan jajanan sekolah.(foto : ist)

SUKABUMI — Tujuh siswa dari puluhan siswa korban keracunan Makanan di SDN Nangewer, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cisarua Girang, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukabumi, belum bisa melakukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Hal tersebut karena kondisi kesehatannya belum sembuh total.

Hal demikian, disampaikan Kepala Puskesmas Karawang, Rita Hermawati kepada Radar Sukabumi mengatakan, tujuh siswa yang belum masuk sekolah ini, mereka merupakan siswa dari SDN Nangewer, Desa Sukayaja, Kecamatan Sukabumi.

Bacaan Lainnya

“Tadi, pagi sudah ibu kunjungi bersama tim dari Puskesmas Karawang. Nah, dari tujuh siswa itu satu diantaranya kondisinya sudah berangsur membaik. Mayoritas mereka itu, mengalami gejala demam. Tapi, demamnya ringan dan sudah kita tangani,” kata Rita kepada Radar Sukabumi pada Rabu (28/02).

“Tapi, hasil pemantuan rata-rata para siswa itu, sudah kondisi membaik. Hanya yang tujuh siswa itu belum masuk sekolah, karena menurut gurunya biar istirahat di rumah sambil memantau kondisinya,” ujarnya.

Sementara untuk kondisi para siswa dari MI Cisarua Girang, Desa Sukajaya, satu siswa terpaksa harus menjalani penanganan secara intensif di Rumah Sakit Umuk Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi.

“Kemungkinan, untuk satu siswa MI itu, hari ini sudah pulang. Iya, walaupun masih ada gejala tapi Insya Allah, semoga hari ini bisa pulang,” bebernya.

Sementara, untuk siswa yang mengalami gejala keracunan, mereka tetap mengikuti proses KBM di sekolah tersebut dan didampingi oleh orangtuanya masing-masing. “Sebenarnya, pihak sekolah telah meliburkan anak-anak yang bergejala itu. Tapi, tetap saja mereka berangkat sekolah. Namun, didampingi orangtuanya,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *