Munandi: PUI Tetapkan Pimpinan Pusat

Sejumlah pengurus baru PUI Pusat saat berfoto bersama usai ditetapkan. (foto: ist)

SUKABUMI – Majelis Syuro ormas Persatuan Ummat Islam (PUI) menggelar Pelantikan dan Sidang Majelis Syuro, di Majelangka, Jawa Barat, Jumat (27/12).

Acara ini dihadiri beberapa tamu udangan tak terkecuali Ketua Dewan Pertimbangan Pusat KH. Munandi Saleh, Acara di awali dengan pembukaan dan pelantikan Anggota Majelis Syuro terpilih periode 2019-2024 di Pendopo Kantor Bupati Majalengka. Acara ini hadiri pengurus PUI Pusat sampai daerah.

Bacaan Lainnya

Dalam rilisnya, Munandi Saleh menyambut baik, karena dengan digelarnya musyawarah ke-3 Majelis Syura tersebut, itu menandakan bahwa PUI adalah ormas keagamaan yang sehat dalam kelembagaan, baik dalam keorganisasian, maju dalam pemikiran dan Wasathiyyah dalam kehidupan keberagamaan dan keberagaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta berpedang kedalam nilai-nilai 4 (empat) pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Kebinnekaan.

“Sudah sewajarnya memberikan perhatian yang sama kepada PUI baik moril maupun materiil yang disetarakan dengan ormas?ormas lainnya seperti NU, Muhammadiyyah, dll. yang sama-sama lahir sebelum kemerdekaan, “jelas Munandi

Selanjutnya orang yang juga sebagai ketua Umum DPD PUI Sukabumi mengatakan PUI merupakan sebuah organisasi yang lahir sebelum kemerdekaan tepat pada hari Senin tanggal 17 Juli 1911 M/ 20 Rajab 1329 H di Majalengka, asal mulanya berangkat dari kepedulian anak bangsa (K.H. Abdul Halim, K.H. Ahmad Sanusi, dan Mr. R. Syamsuddin) yang berjuang untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan, ketertindasan, kebodohan, kemiskinan, dan politik belah bambu (devide et empire) yang dilakukan kaum penjajah, maka dibentuklah perhimpunan yang diberi nama Persatuan Umat Islam disingkat dan selanjutnya disebut PUI yang merupakan organisasi kemasyarakatan keagamaan.

Sementara itu, Ketua Majelis Syuro PUI, Ahmad Heryawan dalam arahannya memberikan penegasan terhadap seluruh Anggota Majelis Syuro terpilih serta seluruh komponen yang hadir agar tetap memegang teguh komitmen membesarkan PUI serta mengembangkan tiga karakter keunggulan PUI.

Pertama karakter keagamaan, yakni pemahaman agama ahlus sunnah wal jama’ah yang komprehensif sekaligus moderat dan menyatukan. “Kita fleksibel menghormati perbedaan sepanjang perbedaan tersebut sesuatu yang diperbolehkan dalam cabang-cabang keagamaan akibat dari perbedaan penafsiran atau pendapat dari teks-teks keagamaan yang ada, tetapi kita ada pada posisi saling menghormati satu sama lain,” ujarnya.

Kedua, karakter kebangsaan. “kita ingin menghantarkan pada pemahaman dan komitmen serta realisasi nilai-nilai kebangsaan dalam perjuangan kita, baik itu Pancasila, UUD NRI, NKRI, bhineka tunggal ika. Dan, ketiga, Karakter Kemanusiaan, harapan kita banyak masalah kemanusiaan terselesaikan,” paparnya.

Menurut dia, berhasilnya pembangunan SDM jika sudah berhasil menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan. Masalah kemiskinan terselesaikan, masalah kebodohan terselesaikan dan ketidakadilan terselesaikan, akan berakibat pada kemajuan dan kesejahteraan. “Ketika PUI bersama dengan pemerintah, anak-anak bangsa dan ormas-ormas yang lain berpihak pada kemanusiaan maka akan berdampak pada kemajuan bangsa”, jelasnya.

Sidang Majelis Syuro yang rencananya ditutup pada hari minggu (29/12) telah melahirkan beberapa kesepakatan dan telah memilih dan akan menetapkan Badan Pekerja Majelis Syuro PUI periode 2019 2024, dengan susunan Ketua Majlis Syuro KH. Ahmad Heryawan, Wakil Ketua KH. Nazar Haris, Wakil Ketua KH. Jaja Jahari, Sekretaris KH. Iding Bahruddin, Ketua Dewan Pakar Irfan Syauqi Beik, Ketua Dewan Syariah Prof KH. Endang Soetari, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat KH. Munandi Saleh, Ketua Umum DPP PUI, KH. Nurhasan Zaidi, Wakil Ketua Wido Supraha dan Sekjen Raizal Arifin. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *