“Kalau musim kemarau seperti ini, debunya sangat menggangu pernapasan. Apabila turun hujan, badan jalan dipenuhi lumpur dan sangat licin bila dilalui sehingga pengendara yang jatuh juga lebih banyak bisa sampai lima orang yang celaka per harinya,” paparnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, pada 2017 lalu sempat ada pengaspalan jalan. Namun, tidak bertahan lama karena aspalnya sangat tipis sehingga beberapa bulan berlangsung aspal di badan jalan tersebut sudah mulai terkelupas. “Ya memang sempat ada perbaikan tapi aspalnya tidak bertahan lama. Mungkin ngaspalnya asal-asalan,” tandasnya.
Warga berharap, Pemerintah Kabupaten Sukabumi dapat segera turun tangan untuk melakukan perbaikan jalan tersebut. Dikhawatirkan, selain menambah korban pengendara yang jatuh juga sangat berdapak terhadap perekonomian warga.
“Karena dengan kerusakan seperti ini akan berdampak pada perekonomian apalagi tukang ojek yang setiap harinya bulak balik jalan ini bisa membuat motornya cepat rusak dan mengurangi penghasilan,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjungsari Dilah Hablillah menjelaskan, pihaknya sudah berusaha mengajukan kepada pemerintah terkait agar dapat segera diperbaiki. “Kami terus berusaha mengajukan kerusakan jalan ini. Informasinya, perbaikan akan masuk pada anggaran perubahan 2018 ini. Mudah-mudahan saja secepatnya dapat terealisasi,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, luasnya Kabupaten Sukabumi tentunya menjadi kendala dalam perbaikan sejumlah jalan rusak tersebut. Namun, pihaknya akan fokus untuk memberbaiki inspratuktur yang saat ini rusak berat.
