Frugal Living, Sederhana Ala Islami

Leonita Siwiyanti
Dosen AIK dan Manajemen Retail Universitas Muhammadiyah Sukabumi Leonita Siwiyanti

Oleh: Leonita Siwiyanti
Dosen AIK dan Manajemen Retail
Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Frugal living adalah gaya hidup baru yang sedang tren saat ini di media sosial. Frugal living mulai viral dari tayangan Tik Tok sebuah keluarga dengan menggambarkan gaya hidup irit, tetapi masih bisa membeli mobil dan rekreasi.

Bacaan Lainnya

Kemudian bermunculan comment para netizen menanggapi kisah keluarga itu. Baik dari sisi negatif maupun positif. Namun, kebanyakan netizen berkomentar dan mengkritik soal tidak menghadiri undangan pernikahan atau menjenguk orang sakit. “Tidak masuk di akal sehemat sedemikian rupa, ngga mungkin hanya dengan gaji 3,5,” tulis warganet. “Ternyata punya usaha tho, baru masuk akal nih kalau berawal dari 3,5 juta,” timpal yang lain.

Hal ini kemudian memunculkan beberapa opini dari para pakar keuangan yang mencoba menjelaskan tentang perbedaan frugal living dengan gaya hidup pelit atau kikir. Bagaimana cara mengelola keuangan yang tepat dan sesuai dengan porsinya masing-masing.

Makna Frugal Living dalam kehidupan sehari-hari

Istilah “frugal living” berarti suatu gaya hidup yang sedang tren saat ini di kalangan anak muda. Gaya hidup ini dapat memberikan dampak positif dalam pengaturan keuangan sehari-hari. Apa sebenarnya arti frugal living? Dalam bahasa Inggris, frugal berarti hemat dan living adalah cara hidup.

Secara umum, gaya frugal living berarti gaya hidup hemat. Namun, hidup hemat bukan berarti harus pelit pada diri sendiri. Kata “hemat” biasanya diasosiasikan dengan kata “cermat”, sehingga kegiatan hemat dalam gaya hidup ini juga harus memiliki sikap cermat atau hati-hati.

Hal ini dilakukan dalam menghadapi kondisi ekonomi yang berbeda dan kemajuan teknologi yang semakin cepat. Gaya hidup frugal living merupakan salah satu cara masyarakat modern dapat bertahan di tengah kondisi ekonomi yang terpuruk.

Menjalani gaya hidup frugal living telah menjadi istilah antikonsumerisme yang semakin banyak digunakan di kalangan menengah ke bawah. Gaya hidup ini menghargai orang yang hidup dengan usaha seminimal mungkin dan total pendapatan yang pas-pasan.

Pastikan unsur kebutuhan dan keinginan serta status sosial

Frugal living tidak sama dengan pelit. Jadi bukan berarti demi menghemat uang kita pelit dengan diri sendiri sehingga tidak mau mengeluarkan uang sama sekali. Konsep gaya hidup ini mengajarkan kepada kita bahwa ada dua unsur yang harus dipenuhi saat membelanjakan uang, yaitu kebutuhan dan keterjangkauan.

Apakah mungkin jika hanya salah satunya?

Jawabannya adalah tidak. Kedua unsur ini harus dipenuhi untuk mewujudkan konsep hidup hemat. Misalnya, kita ingin membeli tas baru.

Tanyakan pada diri kita, Apakah kita benar-benar membutuhkan tas baru?

Apakah kita punya uang untuk membeli tas baru?

Jika kedua pertanyaan tersebut dijawab dengan “ya”, kita dapat membeli tas. Tapi lain soal jika hanya satu yang terpenuhi. Misalnya, kita butuh tas baru tetapi tidak memiliki uang. Dengan kata lain unsur kompetensi tidak terpenuhi. Maka kita tidak bisa membeli tas.

Jadi, jika kita menginginkan keadaan keuangan yang sehat, mulailah dengan konsep kehidupan ekonomi ini. Membeli sesuatu karena kedua unsur kebutuhan dan kemampuan ini terpenuhi. Jika memang ingin mencoba gaya hidup frugal living, harus menerima konsekuensi tidak termakan gengsi. Mengapa prestise menjadi masalah bagi perekonomian?

Karena banyak pengeluaran yang dilakukan karena keinginan untuk mendapatkan gengsi. Seseorang tidak membeli barang karena mereka membutuhkannya, tetapi karena mereka ingin dan membelanjakan uang yang sebenarnya tidak mereka miliki. Tujuan utamanya tentu saja untuk mendapatkan gengsi dan meningkatkan status sosial. Padahal, perilaku tersebut sangat berbahaya bagi kondisi keuangan, karena tujuan keuangan di masa depan sulit dicapai.

Kita tidak perlu malu hidup apa adanya dan alami. Kita juga tidak harus memuaskan keinginan orang lain dengan memaksakan diri untuk membeli barang yang tidak perlu. Siapa bilang gaya hidup frugal living bikin susah? Kita tetap dapat menikmati hidup dan menghemat uang pada saat yang bersamaan. Cukup banyak cara yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan promosi, baik melalui marketplace, aplikasi transportasi, dan juga lainnya.

Frugal living dengan konsep sederhana dalam Islam

Frugal living dalam Islam berarti sederhana, namun seimbang dan tidak berlebihan. Rasulullah Saw. mengajarkan nilai ini dalam kehidupan umatnya. Karena pola hidup sederhana dapat mendorong seseorang untuk bersikap toleran dan menghargai nikmat Allah Swt. sekecil apa pun.

Jika dikaitkan dengan Al-Qur’an dan Hadis, maka frugal living tampaknya sangat erat kaitannya dengan ajaran Islam. Ada beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang memberikan petunjuk untuk hidup hemat dan tidak boros. Termasuk dalam surat Al-Isra ayat 26 – 27.

Dengan cara ini kita juga bisa lebih peka terhadap kehidupan orang lain yang secara ekonomi lebih rendah daripada kita. Selain itu, iman dan rasa syukur kita tumbuh. Frugal living adalah anjuran agama Islam. Jadi kita sebagai umat Islam harus menjadikan gaya hidup dan pilihan hidup hemat kita.

Ada beberapa konsep frugal living menurut perspektif Islam yang perlu kita pahami. Gaya hidup hemat, yaitu kesadaran akan pengeluaran yang hanya fokus pada kebutuhan dasar saja. Menghindari israf dan tadzbir, yaitu dua perilaku negatif dalam Islam yang maknanya suatu perilaku berlebih-lebihan dan boros. Kita dapat memilih barang yang berkualitas baik dan tahan lama dibanding berkualitas rendah.

Agar dapat meningkatkan rasa syukur yang tidak terbatas, maka kita perlu menghargai diri sendiri dan sering berbagi kepada orang lain. Karena seseorang akan lebih mudah menahan diri untuk tidak berlaku konsumtif apabila selalu bersyukur dengan apa yang sudah ia miliki. Terakhir, frugal living dalam pandangan Islam mengajarkan kita untuk bersikap tawazun, yaitu hidup yang selalu seimbang dalam berbagai aspek kehidupan

Islam telah mengajarkan bagaimana kita menjalankan kehidupan di dunia ini. Berbagai gaya hidup dapat dijalankan manusia dengan tujuan akhir adalah kekalan akhirat. Dunia hanya tempat singgah sementara untuk mencari bekal kehidupan di akhirat nanti.

Salah satu gaya hidup yang dapat membuat kita selamat dunia akhirat adalah dengan cara frugal living yang sesuai dengan syariat Islan. Karena frugal living bukan berarti hidup dalam keterbatasan atau mengorbankan kualitas hidup. Namun, sebaliknya suatu pilihan bijak dalam mengatur pengeluaran dan mencari nilai maksimal dari setiap harta yang kita habiskan.

Apakah frugal living menjadi suatu solusi dalam menghadapi kebutuhan pokok yang semakin meningkat? Berdasarkan penjelasan di atas dan bagaimana Islam mengajarkan untuk hidup hemat, maka frugal living merupakan salah satu cara yang tidak perlu diragukan.

Walaupun harga kebutuhan pokok semakin meroket, dengan konsep hidup ini kita dapat mengatasinya. Kunci dari frugal living adalah budgeting, menabung, dan membuat prioritas akan kebutuhan yang paling mendesak. Insyaallah, keuangan dan kesejahteraan kita pasti bisa terjamin!

Pos terkait