Mahasiswa KKN Nusa Putra Ciptakan Alat Insenerator Untuk Masyarakat Cisolok

Mahasiswa KKN Universitas Nusa Putra saat menyerahkan Alat insenerator kepada warga RW 03 Desa Cisolok. (FOTO : dok/radarsukabumi)
Mahasiswa KKN Universitas Nusa Putra saat menyerahkan Alat insenerator kepada warga RW 03 Desa Cisolok. (FOTO : dok/radarsukabumi)

SUKABUMI— Mahasiswa Universitas Nusa Putra melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cisolok, Kecamatan Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, pada 19 Februari – 19 Maret 2024.

Ketua Kelompok Muhammad Yunus Fadilah mengatakan Tridharma Perguruan Tinggi adalah tiga poin penting dalam pelaksanaan perkuliahan tiga poin ini meliputi Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Universitas Nusa Putra sendiri setiap tahunnya rutin mengadakan kegiatan PKM dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN). Di mana pada kegiatan KKN ini mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan keilmuannya untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di Masyarakat. Kegiatan ini melibatkan kelompok mahasiswa dari beberapa program studi, dosen pembimbing lapangan, dan elemen masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Ada tiga program kerja fokus kami dalam melaksanakan KKN di Desa Cisolok yaitu, teknologi tepat guna, UMKM dan pendidikan. Adapun dari tiga program kerja tersebut kami pilih lagi berdasasarkan latar belakang setiap anggota kelompok, seperti Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Akuntansi, Manajemen, Teknik Mesin, dan Desain Komunikasi Visual (DKV),” terangnya.

Program kerja pertama KKN di Desa Cisolok para mahasiswa tersebut berinovasi dengan menciptakan alat teknologi tepat guna salah satunya yairu alat Insenerator atau pembakar sampah. Alat ini dihibahkan kepada RW 03 Desa Cisolok pada, Senin (18/3/2024). Koordinator Program Kerja Adam Fahreza Oktava dari Prodi Teknik Mesin permasalahan sampah sendiri sudah menjadi sorotan utama di Desa Cisolok. Hal ini dikarenakan sering terjadi penumpukan sampah di beberapa TPS.

Untuk itu, ia dan tim lainnya berinisiatif untuk membuat alat tersebut sebagai upaya dapat mengatasi permasalahan seputar sampah di Desa Cisolok.

“Alat insenerator ini dilengkapi wadah air yang gunanya untuk menangkap debu dan kotoran dari hasil pembakaran sehingga asap hasil pembakaran sampah lebih bersih dan alat ini diutamakan untuk membakar sampah-sampah organik limbah rumah tangga, seperti sisa makanan atau sampah hasil pertanian. Tentunya sampah-sampah jenis ini banyak ditemukan di setiap TPS terutama yang sering mengalami penumpukan sampah,” terangnya.

Selain itu, di program kerja kedua para mahasiswa lainnya juga memberikan pendampingan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di desa tersebut. Salah satunya Moel Art yang merupakan pengrajin souvenir dari bambu atau kayu. Penanggung jawab program kerja Shefira Cahyani Khairunisa menuturkan fokus utama dari program ini salah satunya membantu mengembangkan produk UMKM dimana Moal Art dipilih menjadi salah satu mitranya. Adapun kendala yang dialami oleh Moal Art sendiri yaitu kurangnya pemasaran.

Untuk itu, Shefira mengungkapkan bantuan yang dapat diberikan kepada mitra adalah pendampingan marketing. “Kami memberikan pendampingan kepada owner Moel Art yaitu Pak Mulyana bagaimana menggunakan layanan e-commerce untuk memasarkan produk kerajinan. Selain itu selama pelaksanaan KKN juga Kelompok Desa Cisolok menjembatani mitra UMKM dengan beberapa target pasar seperti sekolah, instansi pemerintah, perkantoran, pasar palabuhanratu dan lain-lain. Hasil dari program ini sendiri, mitra dapat menjual 22 pcs suvenir plakat,’ ujar mahasiswa prodi Manajemen tersebut

Selain berfokus pada pendampingan UMKM dan teknologi tepat guna, para mahasiswa KKN di Desa cisolok juga turut serta dalam meningkatkan kualitas pendidikan di kawasan tersebut. Salah satu fokus utamanya yaitu pemulihan ruang perpustakaan di SDN Gunung Geulis.

“Kondisi sekolah sebelum Kelompok KKN tiba di lokasi adalah tidak adanya ruang perpustakaan yang memadai untuk siswa membaca atau belajar di perpustakaan. Ruang perpustakaan sendiri adalah tempat yang penting di suatu instansi pendidikan. Pelajar dapat membaca buku mulai dari ilmu pengetahuan umum, IPTEK, sastra, hingga agama. Kondisi perpustakaan yang kurang layak ini dapat mengurangi semangat belajar dari siswa. Proses pemulihan ruang perpustakaan ini juga benar-benar dimulai dari nol seperti membereskan barang-barang yang memang tidak harus ada di ruangan, kemudian mengisi kembali dengan rak-rak buku yang lebih baik,” ucap Penanggung Jawab Program bidang Pendidikan Abdul Aziz yang juga merupakan mahasiswa dari Prodi PGSD

Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan perpustakaan keliling untuk ikut meramaikan kegiatan membaca di SDN Gunung Geulis. Abdul berharap dengan adanya perpustakaan di SDN Gunung Geulis ini menjadi awal baru untuk meningkatkan minat baca siswa-siswi. Selain itu ruang perpustakaan yang dihidupkan juga dihiasi dengan lukisan dinding untuk lebih mempercantik ruangan yang merupakan inisiatif dari mahasiswa DKV Nusa Putra.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *