Seminar Bahasa Indonesia, Diapresiasi Sekda Kota Sukabumi

SUKABUMI – Sejumlah mahasiswa Program Studi (Prodi) Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) menggelar seminar pendidikan kepada para pelajar tingkat SMP samapi SMA se-Kota/Kabupaten Sukabumi, kemarin, (19/10).

Kegiatan yang dipusatkan di Auditorium UMMI ini merupakan agenda rutinan sebagai bentuk keseriusan mahasiswa dalam memberikan pemahaman terhadap para pelajar agar bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar.

Bacaan Lainnya

Ketua Prodi Bahasa Indonesia, Deden Ahmad Supendi mengatakan, sedikitnya acara seminar ini dihadiri sekitar 250 pelajar dan mahasiswa.

Adapun pemateri disampaikan oleh beberapa narasumber seperti, Ketua PLP PGI dan Pakar Pendidikan, Djaali, guru besar FIB UI serta pakar bidang lingustik, Rahayu S. Hidayat.

“Rencananya kegiatan ini akan serlangsung selama tiga hari dengan diisi berbagai kegiatan seperti, pembuatan cerpen, puisi, kabaret dan yang lainnya,” kata Deden kepada Radar Sukabumi, kemarin (19/10).

Menurutnya, Bahasa Indonesia itu merupakan hal yang penting sebagai bahasa pemersatu Indonesia yang terdiri dari beragam suku. Namun sayangnya, penggunaan dan penguasaannya belum optimal, termasuk di kalangan akademik baik siswa maupun guru. Perlunya masyarakat menguasai Bahasa Indonesia. Masyarakat juga perlu mempelajari berbagai bahasa, karena bahasa adalah komponen vital dalam bersosialisasi.

“Seminar yang bertema ‘Peran Pembelajaran Bahasa Indonesia Terhadap Pembinaan Akhlak anak bangsa’ ini berdasarkan latar belakang saat ini, karakter anak bangsa menurun. Bisa disaksiakan, semisal anak bangsa mulai tidak jujur. Maka dari itu butuhnya pendidika karakter ditanamkan sedini mungkin,” tuturnya.

Sementara itu hadir dalam kesempatan tersebut, Sekertaris Daerah Kota Sukabumi, Hanafie Zain, perwakilan para dosen dan tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Hanafie mengatakan bahasa merupakan gambaran atau refleksi dari kehidupan, dimana bahasa merupakan perwujudan atau ekspresi kehidupan seseorang, masyarakat, benegara dan bangsa.

“Bahasa yang santun adalah representasi dari masyarakat yang berbudaya,” paparnya.

Sebaliknya, bahasa masyarakat yang kasar merupakan ekspresi dari masyarakat yang kurang beradab. Sebab, kredibilitas seseorang dapat dilihat dari bahasannya.

“Karena itu pentingnya menggunakan bahasa baik, santun dan benar. Hal ini salah satunya untuk meningkatkan pemahaman Bahasa Indonesia yang baik terhadap para pelajar,” pungkasnya. (Cr16/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *