Kurang Mampu, Warga Surade Sukabumi Terpaksa Tinggal di Rumah Reyot

Gubuk Reot Surade Sukabumi
Kondisi rumah tidak layak huni milik Saprudin (50) dan Nia (45) warga Cisarua Desa Buniwangi kecamatan Surade.

SURADE – Karena kurang mampu dan tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumah, pasangan suami istri Saprudin (50) dan Nia (45) dan kedua anaknya warga kampung Cisarua Desa Buniwangi kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi,  terpaksa harus menempati panggung miliknya yang sudah reyot dan tidak layak huni.

Menurut ketua RT kampung setempat Sunanjar, keluarga Saprudin ini memang tidak mampu dan kategori warga miskin, sehingga dengan aktivitas pekerjaan sehari hari buruh serabutan tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumahnya.

Bacaan Lainnya

Pihaknya bukan tidak berusaha, namun pengajuan untuk program rumah tidak layak huni sudah beberapa kali dilakukan ke pemerintahan setempat, hingga kini belum ada respon ataupun tanda tanda rumah panggung milik Saprudin tersebut yang berukuran 8×5 meter akan diperbaiki.

“Ini warga kami, kami sudah ajukan ke pihak desa, namun belum ada respon, bahkan terakhir kemarin waktu lurah baru baru, masih gak ada respon, bilang mau kesini, lihat kondisi rumahnya, tapi belum ada,” ujar Sunajar.

“Kurang lebih 20 tahun yang lalu ini dibangunnya, mungkin sekarang udah 25 tahunan lah. Aktivitas sehari hari kerjaannya itu cuman serabutan kadang kuli pikul,” imbuhnya.

Sunanjar berharap, rumah dari Saprudin yang dihuni sebanyak 4 jiwa ini segera ada bantuan baik dari pemerintah ataupun donatur yang mau membantu kelaurga tersebut untuk perbaikan rumahnya.

“Harapan kami warga kami ingin seperti orang lain punya tempat tinggal yang layak, dan ada bantuan dari pemerintah maupun donatur,” harapnya.

Gubuk-Reot-Surade-SukabumiSementara itu, Nia istri dari Saprudin mengungkapkan sudah sekitar 20 tahunan bersama kedua anaknya menempati rumah tersebut, Ia mengaku bukan tidak ingin memperbaiki rumahnya namun karena kondisi perekonomian keluarga yang kurang membuatnya terpaksa tinggal dirimah tersebut meski dihantui rasa was was.

“Sebenarnya ini gak layak ditempati, cuman mau bagaimana lagi, gak mampu perbaiki, kalau hujan itu bocor dimana mana, ditempat tidur, kadang kadang memang gak bisa tidur karena bocor,” ungkap Nia

“Kalau musim angin atau kemarau apalagi saya takut, kalau terjadi angin kencang itu, saya kabur bareng keluarga dan anak anak karena pada terbang itu atap gentingnya,” sambungnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *