Waspada Demam Berdarah Dalam Pandemi

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pandemi virus korona SARS-Cov-2 telah menginfeksi ratusan juta orang dari berbagai kalangan diseluruh dunia. Di Indonesia kecenderungan orang yang terinfeksi virus ini pun terus mengalami peningkatan. kasus pertama Covid-19 terkonfirmasi pada Maret 2020 dan terus meningkat setelahnya hingga pemerintah menetapkan sebagai bencana nasional pada 13 April 2020.

Sejak saat itu, semua lini pelayanan kesehatan terfokus pada penanganan kasus Covid-19. Indonesia adalah negara beriklim tropis dan memiliki penyakit endemis salah satunya yaitu dengue hemorrhagic fever (DHF) atau yang lebih dikenal dengan demam berdarah (DBD).

Bacaan Lainnya

Tercatat selama masa pandemic Covid-19 kasus DBD juga mengalami peningkatan lebih dari 71.663 kasus dengan 459 kematian tercatat dari bulan Januari hingga Juli 2020. Beban ganda penyakit dapat membingungkan petugas kesehatan karena virus DBD dan Covid-19 mungkin memiliki gejala yang sama pada tahap awal gejala.

Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Demam berdarah dengue masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Tingkat terjangkitnya penyakit ini merupakan yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.

Gejala Demam Berdarah Dengue dibagi dengan 3 fase.

  • Yang pertama fase demam diawali dengan demam tinggi 39-40 derajat celcius, nyeri seluruh tubuh, sakit kepala mual dan muntah.
  • Yang kedua fase kritis biasanya terjadi 24-48 jam setelah fase demam dengan ditandai dengan suhu tubuh turun hingga 37 derajat celcius, mimisan, gusi berdarah, nyeri perut dan ruam kemerahan.
  • Lalu fase penyembuhan ditandai dengan demam Kembali, nafsu makan Kembali, nyeri menurun, dan hasil uji lab darah Kembali menaik dan normal.
dr. Muhammad Kamal Khairudin M.M. Dokter umum pelayanan medis RSI Assyifa

Di masa pandemi ini Langkah awal dalam pencegahan DBD adalah dengan tetap menjaga kebersihan dengan 3M yaitu menguras tempat penyimpanan air, menutup tempat penampungan air dan mengubur barang bekas yang dapat menampung air.

Juga tetap mencegah penularan virus Covid-19 dengan 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

Bila seseorang merasakan gejala seperti demam, batuk, sesak napas, nyeri sendi, diare, kehilangan penciuman dan pengecap, dapat segera menghubungi layanan kesehatan untuk mendapatkan saran tindakan apa yang harus dilakukan.

Sangat baik untuk kita memiliki nomor kontak/hotline rumah sakit terdekat yang dapat dihubungi saat kondisi darurat. Mari kita saling menjaga dan memperhatikan kesehatan terutama di masa pandemi. Menerapkan PHBS, melakukan 3M, meningkatkan iman kita, agar imun terjaga dan tercipta rasa aman lahir batin. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *