Harga Beras Naik, Disdagin Kabupaten Sukabumi Klaim El Nino Penyebabnya

Disdagin Kabupaten Sukabumi
Petugas Disdagin Kabupaten Sukabumi, saat meninjau salah satu pasar terkait kenaikan harga beras.

SUKABUMI – Kekeringan dampak dari fenomena El Nino, tampaknya telah berpengaruh buruk terhadap pertanian di Kabupaten sukabumi hingga menyebabkan harga beras di pasaran, merangkak naik.

Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Sukabumi, Dani Tarsoni kepada Radar Sukabumi mengatakan, kemarau panjang tahun ini, telah berdampak pada harga sejumlah harga bahan pokok penting (Bapokting) di 12 pasar yang tersebar di wilayah Kabupaten Sukabumi, mengalami kenaikan. Diantaranya, harga beras, cabai dan bawang merah.

Bacaan Lainnya

“Dari semua komoditi ini, memang harga beras yang menjadi perhatian pemerintah. Nah, kenaikan harga itu salah satunya dampak dari fenomena El Nino itu,” kata Dani kepada Radar Sukabumi pada Selasa (05/09).

Salah satu penyebab kenaikan beras di pasaran, sambung Dani, karena kemarau panjang hingga menyebabkan para petani, khususnya di wilayah Kabupaten Sukabumi, tertunda masa panennya. Ini dilakukan karena lahan pertanian padi pada umumnya, tidak bisa teraliri air secara maksimal. “Jadi, akibat El Nino itu musim tanam di wilayah Kabupaten Sukabumi mundur, menjadi Oktober 2023,” paparnya.

Berdasarkan laporan petugas dilapangan, Dani mencontohkan, di Pasar Cicurug harga beras telah mengalami kenaikan. Yakni, untuk beras premium Rp13 ribu menjadi Rp13.500 per liter. Sementara, untuk beras medium naik dari semula harga Rp12.500 menjadi Rp12.500 per liternya.

“Jadi naik Rp500 per liternya. Harga normal kisaran itu cuman terjadi kenaikan, biasanya Rpp11 ribu untuk jenis beras premium,” timpalnya.

Ketika disinggung mengenai inflasi, Dani menjawab, bahwa ketersediaan dampak inflasi daerah maupun nasional, dinilai aman. Namun demikian, Disdagin Kabupaten Sukabumi tengah menunggu surat kepetusannya. “Kemarin intruksi Kemendagri, kenapa stok aman, tapi kenapa harga naik, nah kita nunggu nanti suratnya dari pemerintah pusat,” bebernya.

“Memang faktanya seperti itu, dari data memang beras kita surplus, dan surplus itu salah satunya memenuhi kebutuhan daerah lain. Jadi antara kondisi nasional dan di daerah nyambung. Seperti di nasional secara rata-rata beras naik, tapi kenailannya tidak terlalu jauh,” pungkasnya. (Den)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *