Ia menegaskan, kalau pengadaan baju batik tersebut bukan dari APBD melainkan uang masing-masing guru dan membuatnya di garmen Ciomas.
“Itupun disepakati semua guru, dan itu hampir 20 ribu guru tapi yang baru pesan 8 ribu orang. Kalau ditotalkan sekitar Rp1,9 miliar hasil potongan uang kesejahetraan pegawai,” tegasnya.
Entis mengganggap ada mis komunikasj perihal pengadaan anggaran dan tidak ada uang negara. Karena ini hasil kesepakatan para guru.
“Tidak ada kerugian negara, karena ini uang pribadi guru. Dan batik sudah selesai dibuat, bahkan dipakai setiap hari Kamis dengan warna hijau,” cetusnya.
Selain itu, dirinya pun siap jika dipanggil lagi sebagai saksi di kepolisian sebagai bahan penyelidikan mereka.
“Nanti kita sampaikan ke pihak kepolisian pernyataan bahwa, mereka punya inisiatif dan menyuruh memotong anggaran,” ungkapnya.
Senada dikatakan, Kadisdik Kabupaten Bogor Djuanda Dimansyah. Ia membenarkan kasus ini sedang diselidiki Polres Bogor.
“Ini pejabat sebelumnya, yang jelas kita ikuti saja penyelidikan kepolisian karena saya pun baru menjabat sebagai kadisdik,” tutupnya. (abi)
Editor : Yosep