Kenali Penyebab dan Penanganan Nyeri Sendi Serta Mitos dan Faktanya

Dokter Ortopedi Mayapada Hospital Bogor BMC, dr. Made Wirabhawa, M.Biomed, Sp.OT
Dokter Ortopedi Mayapada Hospital Bogor BMC, dr. Made Wirabhawa, M.Biomed, Sp.OT

BOGOR — Rasa nyeri yang timbul pada persendian acap kali membuat gerakan-gerakan tubuh menjadi tidak nyaman. Akibatnya aktivitas sehari-hari pun menjadi terganggu.

Dokter Ortopedi Mayapada Hospital Bogor BMC, dr. Made Wirabhawa, M.Biomed, Sp.OT menjelaskan, faktor penyebab sakit pada persendian secara umum terbagi menjadi dua yakni disebabkan karena faktor trauma maupun non trauma.

Bacaan Lainnya

Faktor trauma disebabkan adanya cidera ataupun kecelakaan, sedangkan faktor non trauma salah satu contohnya ialah pengapuran. Maka dari itu tak heran jika nyeri sendi banyak ditemukan pada orang dengan usia di atas 50 tahun ataupun orang yang memiliki riwayat cidera.

Nyeri pada sendi paling sering terjadi di bagian panggul, lutut, dan pergelangan kaki. dr. Made menjelaskan hal ini disebabkan titik-titik tersebut harus bekerja lebih berat menopang berat badan.

Karena efeknya tidak secara langsung dirasakan, banyak masyarakat yang mengabaikan adanya nyeri pada sendi. Padahal hal itu justru akan mempersulit penanganannya ke depan.

“Misal awalnya bisa ditangani dengan obat saja, atau fisioterapi tapi kalau dibiarkan terus maka akan tambah berat dan penangannya tidak cukup dengan obat atau fisioterapi saja, misalnya butuh penyuntikkan bahkan operasi,” ucap dr. Made.

Maka dari itu dr. Made menyarankan masyarakat untuk memeriksakan diri ke dokter jika mengalami nyeri pada persendiannya. Sebab dengan begitu pasien akan mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.

“Pemeriksaannya ada dua macam, wawancara dan juga pemeriksaan fisik. Ada juga juga pemeriksaan penunjang misalnya rongten atau x-ray. Dari situ kita bisa tau dasar penyakitnya apa. Tapi kalau tidak cukup, bisa ditambah dengan pemeriksaan MRI untuk melihat bantalan sendi, ligamen, uratnya,” imbuhnya.

Berbagai paket skrining nyeri sendi bisa didapatkan masyarakat di Mayapada Hospital Bogor BMC. Pemeriksaan yang tersedia meliputi skrining nyeri lutut, bahu, dan panggul. Pelayanan yang didapat yakni konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi dan x-ray.

Untuk pencegahan dr. Made menyarakan masyarakat agar lebih sering menggerakan sendinya dengan berolahraga. Olahraga yang dilakukan disesuaikan dengan berat badan dan kondisi sang pasien.Ia menyarakan masyarakat untuk olahraga aman seperti sepeda statis dan berenang.

“Nyeri sendi juga dapat dicegah dengan menjaga berat badan ideal serta langsung memeriksakan diri ketika mengalami cidera ke dokter,” imbuhnya.

Mitos dan Fakta dalam Nyeri Sendi

1. Membunyikan ruas jari membuat peradangan jari

Mitos. Dijelaskan dr. Made, faktanya membunyikan ruas jari tidak membuat peradangan sendi. Namun karena untuk membunyikan sendi perlu gerakan lebih maka akan menyebabkan rasa kurang nyaman. Ia menyarankan untuk tidak melakukannya karena berpotensi menyebabkan cidera.

2. Harus menghentikan olahraga saat nyeri sendi

Fakta. dr. Made mengatakan rasa nyeri menjadi alarm bagi tubuh untuk memperingati adanya sesuatu yang salah. “Kalau lagi sakit jangan dipaksa aktifitas berat,” ujar dr. Made

3. Chiropractic aman untuk nyeri sendi

Mitos. dr. Made mengatakan anyara orthopedi dengan chiropracter ada perbedaan pendapat. Menurut orthopedi membunyikan terutama ruas tulang belakang tidak diperkenankan sebab khawatir menjepit saraf atau tulangnya patah. Karena gerakan mendadak dan dipaksakan. (cr1/adv/tur)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *