Konon Bisa Terbang, Alquran Warisan Maulana Malek Ibrahim

Keberadaan Alquran ini, merupakan pusaka religius sejarah masuknya Islam di Aceh. Telah menjadi tanggung jawab anak, cucu, cicit, piut, dan miut (keturunan jauh) Tgk. Adam untuk penjaga Alquran ini. Sampai Alquran ini tidak pernah keluar dari rumahnya.

“Jika keluar, hanya saat kebutuhan mendesak saja, seperti perayaan Pekan Budaya Aceh (PKA) di Banda Aceh,” kata Tgk. Meurah Hasan.

Sampai kini, telah tercatat sebanyak 13 orang keturunan yang menjadi penjaga Alquran tua tersebut.

Kisahnya, ketika masa penjajah Belanda, Alquran ini pernah dibawa keluar sesaat dari Panton Reu, demi menghindari upaya Belanda untuk memusnahkannya. Dan pernah disimpan di Desa Sawang Rambot, Kecamatan Kaway XVI.

Begitu keadaan kondusif, Alquran ini konon kembali sendiri ke Panton Reu tanpa dipulangkan.

“Makanya dulu sempat heboh dan diutarakan kalau Quran ini bisa terbang,” ujar Tgk. Meurah Hasan mengenang sejarah.

Alquran Tua memiliki panjang 25 cm, lebar sekitar 20 cm dengan 30 juz. Kitab ini hasil ukiran tangan di atas kertas hasil tempahan dari kulit kayu. (mai/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *