Konon Bisa Terbang, Alquran Warisan Maulana Malek Ibrahim

Masyarakat Aceh memberikan sebutan ‘Syeh’ kepada Maulana Malek Ibrahim, sosok ini mulai dianggap sebagai guru, bagi sebagian masyarakat. Kehadiran pedagang asal Arab ini dinilai mulai memberikan pencerahan bagi masyarakat Aceh, kala itu.

Tampilan karakternya, sangat mulia dan bijaksana, layak seorang Da’i yang menjadi contoh panutan bagi masyarakat.

Syeh Maulana Malek Ibrahim meminang seorang wanita dari keturunan keluarga terpandang di Aceh, untuk dijadikan istrinya, sampai memperoleh keturunan dua orang anak, yakni Malikul Saleh (anak pertama) dan Abdusamad (anak kedua).

Dua anaknya ini mendapat bimbingan tentang ajaran Islam sejak usia dini, hingga beranjak remaja. Syeh Maulana Malek Ibrahim pun kembali melanjutkan rencana awal untuk menyebarkan agama Islam ke Pulau Jawa.

Kala itu mayoritas masyarakat di Jawa menganut agama Hindu dan Budha. Ia pun meninggalkan Alquran ukiran tangan kepada anaknya di Aceh, supaya dapat menjadi pedoman umat Islam untuk mengaji.

Melalui pelabuhan Gresik, Jawa Timur, ia berlabuh di daratan Jawa. Saat itu, kekuasaan Majapahit sebagai kerajaan penyebar agama Hindu dan Budha sangat kuat di puncak kejayaannya.

Sementara dua orang anaknya yang ditinggalkan di Aceh, mulai menjalankan perintahnya. Malikul Saleh membentuk imperium (Kerajaan) Islam pertama yang bernama Samudra Pasai (abad 13) di Aceh Utara.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *