Rupiah Lesu Darah

SIAP BEKERJA LEBIH BAIK: Destry Damayanti resmi menjadi Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) periode 2019-2024 usai pengambilan sumpah jabatan yang disaksikan Ketua MA Hatta Ali di Gedung Mahkamah Agung RI, Jakarta, Rabu (7/8).

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – Bank Indonesia (BI) meminta pelaku pasar ataupun investor untuk tidak terlalu khawatir dengan perekonomian global yang tidak menentu akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Meski pertempuran kedua negara adidaya itu kerap membuat nilai tukar rupiah tertekan, BI memastikan tekanan itu hanya bersifat sementara.

Penegasan itu disampaikan oleh Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti usai pelantikan di Gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta, Rabu (7/8). Selain Indonesia, perang dagang kedua negara itu juga mempengaruhi negara-negara berkembang lainnya (emerging market).

Bacaan Lainnya

“Di sisi domestik, kalau global ada suatu goncangan, kita (Indonesia) akan (terkena) goncangan juga. Tapi, kita tidak perlu panik, market (pelaku pasar) tidak perlu panik. Biasanya goncangan sifatnya sesaat,” tegas Destry.

Destry menyampaikan, kondisi tersebut juga menjadi tantangan BI untuk bisa menjaga stabilitas sistem keuangan. Mereka tak mau lengah dengan kondisi melemahnya nilai tukar rupiah akibat perang dagang kedua negara.

“BI akan selalu berada di pasar untuk mewaspadai pergerakan atau instabilitas yang terjadi di sektor keuangan,” terangnya.

Caranya, BI akan mempertahankan kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif untuk menghadapi tekanan global. Salah satunya dengan mendorong peningkatan investasi dan konsumsi rumah tangga.

“Kalau bisa fokus dua ini maka pertumbuhan akan signifikan karena keduanya sumbangkan 80 persen ke PDB (produk domestik bruto),” pungkasnya.

(igm)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *