HET Gagal Turunkan Harga Daging Sapi

“Ketika jumlah pasokan sedikit, konsumen dihadapkan pada terbatasnya pilihan dan akhirnya membuka peluang bagi mereka untuk beralih ke pasar gelap yang menjual daging sapi dengan harga yang lebih tinggi dari HET,” ujar Hizkia.

Penerapan HET di Indonesia memiliki risiko serupa. Kalau biaya produksi dan distribusi lebih tinggi daripada HET, produsen berpotensi memutuskan untuk mengurangi hasil produksi, sementara distributor bisa saja memilih untuk menimbun pasokan mereka supaya terhindar dari kerugian.

Untuk itu, CIPS mendorong pemerintah untuk t idak ragu membuka pintu impor daging sapi. Rantai distribusi daging sapi impor yang lebih pendek membuat harga daging sapi impor jauh lebih murah daripada harga daging sapi lokal. Daging sapi impor melewati tiga sampai empat pelaku distribusi sebelum sampai ke konsumen, sementara daging sapi lokal harus melewati tujuh sampai sembilan pelaku distribusi.

“Menyediakan akses untuk daging sapi berkualitas dengan harga terjangkau akan memudahkan masyarakat, terutama masyarakat miskin. Tingginya harga daging sapi menyebabkan banyak hal, salah satunya adalah stunting, keadaan di mana anak mengalami kurang gizi akut sejak berada di dalam kandungan,” demikian Hizkia. (wah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *