Polsek Sukaraja Sukabumi Selidiki Produk Jajanan Cina, Pasca Keracunan Belasan Siswa SDN Cidadap I

Keracunan Jajanan Cina
Salah seorang guru kelas 2A SDN Cidadap I, Desa Limbangan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, saat mambawa belasan siswa ke Puskesmas pada Senin (13/05) siang.

SUKABUMI – Kasus dugaan keracunan jajanan makanan yang menimpa puluhan siswa dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cidadap I, Desa Limbangan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, terus berlanjut.

Kali ini, Polsek Sukaraja Resor Sukabumi Kota, tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui secara pasti penyebab dugaan keracunan kepada belasa siswa kelas 2A di sekolah dasar tersebut.

Bacaan Lainnya

Kanit Reskrim Polsek Sukaraja, Resor Sukabumi Kota, Iptu Hendra Gunawan mengatakan, setelah mengetahui kejadian tersebut, petugas kepolisian langsung melakukan pemeriksaan terhadap seorang pedagang warung yang telah menjual jajanan makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal tersebut.

“Dari pengakuan pedagang, makanan ringan bermerk Hot Spicy Latiru dan Latiao Strips dan sejenisnya ini, dibeli di ritel grosir makanan yang ada di wilayah Kota Sukabumi,” kata Hendra kepada Radar Sukabumi pada Rabu (15/05).

Berdasarkan pemeriksaan sementara, sambung Hendra, jajanan makanan tersebut telah dibeli oleh pedagang itu, dari sebuah toko makanan di jalan stasiun, Kota Sukabumi. “Kalau di kemasannya ada terdaftar di BPOM. Tapi, itu harus diselidiki apakah benar terdaftar atau makanannya sudah masa kedaluwarsa,” imbuhnya.

“Jika dilihat dari kemasannya, seperti dari Cina. Dari sana dibuatnya dan dikemas di sini, tapi kita juga belum bisa memastikan. Anak-anak itu kan melihat kemasannya menarik. Kalau itu kelihatannya kayak yang di film, kita belum bisa pastikan itu dari Cina. Hak edarnya juga harus penyelidikan lebih lanjut,” tandasnya.

Berdasarkan pemeriksaan sementara, pedagang mengaku bahwa produk tersebut terjual hingga 200 bungkus lebih dengan harga per bungkusnya Rp2.500. Namun, yang mengalami gejala dugaan keracunan makanan hanya 16 siswa.

“Dia mengaku sudah terjual sekitar 260 pcs. Sedangkan yang diduga dari makanan itu atau bukan kita tunggu hasil lab. Apakah pada saat makan kondisi anak itu kurang sehat. Nggak ada yang dirawat cuman dibawa ke puskesamas, hari itu juga pulang semua, cuman dikasih resep,” tukasnya.

Untuk mengantisipasi peristiwa serupa, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mengkonsumsi makanan merk tersebut. Terlebih, pihak Kepolisian saat ini juga tengah menunggu hasil uji laboratorium makanan tersebut.

“Setelah kejadian itu, kita anev di sini perintah kapolsek ke jajaran bhabinkamtibmas untuk disosialisasikan pencegahannya. Jangan dulu mengkonsumsi makanan yang sejenis itu,” pungkasnya. (Den)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *