Tangisan Pilu Korban Longsor di Cimaja Sukabumi, Mengungsi Tidak Seperti di Rumah Sendiri

HANCUR : Kondisi lokasi longsor di kampung Salak Datar, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi.(FOTO : NANDI/ RADARSUKABUMI)
HANCUR : Kondisi lokasi longsor di kampung Salak Datar, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi.(FOTO : NANDI/ RADARSUKABUMI)

SUKABUMI — Suasana pilu masih membekas bagi Enung Kurniawati (40), bagaimana tidak sebagian rumahnya hancur setelah peristiwa bencana tanah longsor yang terjadi di kampung Salak Datar, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi yang terjadi Senin (25/3).

Tidak hanya rumah, mussola dan puluhan Kambing ikut tertimbun. Meski tidak menimbulkan korban jiwa namun satu unit rumah warga milik Enung mengalami rusak berat setelah bagian dinding ruang tengah dan bagian dapur ambruk jebol diterjang material longsoran berupa batu dan tanah.

Bacaan Lainnya

Hingga saat ini, Enung Kurniawati beserta keluarganya harus mengungsi ke rumah kerabat terdekatnya, Ia mengaku enggan kembali ke rumah untuk sementara waktu karena takut atau khawatir terjadi longsor susulan.

“Bukan gak mau mengungsi sebenarnya tapi masih takut kalau kembali ke rumah, tapi tinggal disini (mengungsi- red) juga bingung, banyak saudara juga kan gak seperti tinggal di rumah sendiri. Padahal disini alhamdulillah selamat juga, barang barang kan masih bisa beli,” ujar Enung saat diwawancara sambil menangis.

“Di keluarga itu ada 7 orang mengisi rumah itu, pas kejadian kebetulan ada dirumah, saya didalam lagi salat, yang lain masih buka puasa,” imbuhnya.

Dijelaskan Enung, mungkin tengah melaksanakan ibadah tidak mendengar suara gemuruh longsoran terlebih dahulu, namun seusai melakukan salat saat itu tiba tiba dinding rumahnya ambruk disusul dinding bagian dapur, dan suara gemuruh langsung terdengar seketika.

“Tidak mendengar suara suara gemuruh atau tanda tanda, saya lagi salat isya, udah makan buka puasa itu, tiba tiba langsung ka bumi longsor na,” jelasnya.

Sekerika itu, kata Enung bersama anggota keluarganya langsung berhamburan keluar rumah dan dilihatnya banyak pepohonan yang berada tepat dibelakang rumahnya yang merupakan lereng pegunungan taman nasional gunung halimun salak sudah bertumbangan tergerus material longsor.

“Pokoknya ruang dapur hancur sama ruang tengah, jadi tidak tahu akan terjadi longsor, terdengar suara gemuruh itu setelah tanah masuk kedalam rumah,” paparnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *