“Harga ongkos merujuk kepada kesadaran penumpang, naik BBM naik sedikit ongkos juga mereka sudah pada sadar penumpang juga, dari atas kan belum ada ketentuan naik harga tarif. Palabuhanratu- Bayah awalnya Rp 50.000,- jadi naik Rp 60.000,- sudah disepakati juga sama penumpang dan juga para sopir. Kalau kondisi penumpang itu biasa biasa saja, sepi dari sejak covid 19,” timpalnya.
Dadan berharap, pemerintah kembali meninjau kebijakan naiknya BBM, pasalnya saat ini untuk penyesuaian tarif masih sulit karena kondisi perekonomian masyarakat belum stabil pasca Covid 19.
“Mudah mudahan ada lagi penyesuaian BBM turun lagi. Dampak kenaikan BBM yang kami rasakan sopir jurusan dari Palabuhanratu – Bayah itu dulu beli BBM Rp 120.000,- sekarang sampai Rp 150.000,- memang para penumpang gak ada yang komplain adanya kenaikan tarif karena memang sudah pada tahu BBM naik,” tandasnya. (Cr2/d)