NYALINDUNG,RADARSUKABUMI – Pergerakan tanah di Kampung Gunungbatu, Kedusunan Liunggunung, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung hingga kini terus meluas. Setiap harinya, pergerakan tanah sampai lima meter.
Berdasarkan data yang tercatat di pemerintah Desa Kertaangsana, saat ini terdapat 110 Kepala Keluarga (KK) terdiri dari 354 jiwa.
37 KK diantaranya mengungsi di tenda darurat, 2 KK ngontrak, 65 KK mengungsi di rumah keluarga, 5 KK di Masjid Gunungbatu dan 1 KK di rumah Ketua RT setempat.
“Pergerakan tanah semakin dalam dan meluas.
Retakan tanah mulai dari 1 meter sampai 5 meter,” ujar Kepala Desa Kertaangsana, Agus Sudrajat kepada Radar Sukabumi melalui telepon selulernya, kemarin (8/5).
Dalam menghadapi bencana alam ini, pemerintah desa bersama Muspika Kecamatan Nyalindung terus mengawal pembangunan hunian sementara (Huntara) untuk korban pergerakan tanah yang berada di Kampung Ciboregah, Kedusunan Liunggunung dengan luas lahan sekitar 1 hektare.
“Kondisi saat ini lahan sudah diratakan dan rencananya besok bisa mualai pengerjaan untuk pemasangan kontruksi baja ringan,” bebernya.
Dengan terbangunya Huntara tersebut, diharapkan dapat memberilan kenyamanan dan kemudahan pelayanan dasar kepada masyarakat.
Seperti layanan kesehatan, pendidikan dan pemenuhan makan para pengungsi korban pergerakan tanah.
“
Setiap hari kami bersama panitia lokal selalu mengecek perkembangan lokasi pergerakan tanah, sambil menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada. Apalagi musim hujan saat ini, sangat berpotensi terhadap bencana susulan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kapolsek Nyalindung, AKP Endah Sriwigiarti mengimbau kepada para pengguna kendaraan berat agar tidak melintasi Jalan Raya Nyalindung – Sagaranten, tepatnya di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung.
Himbauan tersebut bertujuan untuk menghindari kecelakaan. “Kami sudah pasang baner besar berisi himbauan di lokasi perbatasan pintu masuk kota dan Kabupaten Sukabumi agar kendaraan bermuatan lebih dari lima ton tidak melintasi jalur ini,” jelasnya.
Untuk keamanan bersama, sambung Endah, sebaiknya para pengguna jalan khususnya kendaraan berat jangan dulu melalui jalur ini. “Silakan gunakan jalur alternatif melalui Jampang Tengah menuju Purabaya,” imbuhnya.
Saat ini, sejumlah petugas gabungan mulai dari BPBD, Polri dan TNI tengah berjaga di lokasi kejadian untuk mengatur arus lalu lintas.
“Akses lalu lintas di jalur ini tidak berjalan normal. Lantaran hampir sebagian badan jalannya amblas.
Untuk bisa dilintasi kendaraan, maka kita gunakan sistem buka tutup,” pungkasnya.
(Den/d)