SDN Kibodas Kota Sukabumi Bentuk Kedisplinan dengan Pramuka

SDN Kibodas Kota Sukabumi
Foto bersama guru-guru SDN Kibodas, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi.

SUKABUMI – Guna membentuk karakter kedisiplinan para siswanya SD Negeri (SDN) Kibodas, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi menerapkan edukasi kedisplinan kepada para siswanya dengan kegiatan-kegiatan positif salah satunya melalui kegiatan kepramukaan.

Kepala SDN Kibodas, Dede Pramulyana percaya pembinaan generasi muda melalui gerakan pramuka sangat berperan dalam membentuk kepribadian positif salah satunya kedisiplinan. Terlebih saat ini, kasus perundungan atau bullying di lingkungan sekolah kembali marak, untuk itu Dede yakin melalui pembinaan yang positif dapat terhindar dari tindak kekerasan ataupun perundungan.

Bacaan Lainnya

“Kasus perundungan, bullying maupun kekerasan anak memang rentan terjadi di setiap sekolah, berawal dari keisengan anak terhadap teman sekolah bisa mengarah atau berlanjut ke perundungan. Kaitan dengan perundungan itu dari karakter negatif anak, makanya kita coba menetralisir dengan kegiatan pramuka. Kita berikan edukasi kedisiplinan dan mengarahkan anak-anak agar bisa lebih positif kegiatannya,” terang Dede kepada Radar Sukabumi, Kamis (16/11).

Sejauh ini kata Dede, tindakan kekerasan dan perundungan tidak terjadi di lingkungan sekolahnya. Adapun kegiatan pramuka menjadi kegiatan ekstrakulikuler yang wajib diikuti oleh para siswanya, dimana untuk pelaksanakan kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilakuan setiap Sabtu.

“Ini menjadi kegiatan akhir rutin di akhir pekan dan pada kegiatan tersebut kita juga kerap mensosialisasikan kepada para siswa apa itu perundungan dan dampak negatif dari perundungan. Tujuannya agar anak paham betul tentang perundungan,”tuturnya.

Saat ini SDN Kibodas juga telah membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) program antisipasi kekerasan anak memang baru dilakukan sekolah untuk para siswa, ke depan sosialisasi akan melibatkan orang tua siswa.

“Rencananya hasil koordinasi dengan para guru-guru pada semester kedua kita akan lanjut sosialisasi yang melibatkan orang tua siswa,”bebernya.

Ke depan pihaknya juga memiliki target agar warga sekolah di SDN Kibodas benar-benar paham tentang perundungan, melalui tim kreatif yang ada di sekolah akan membuat spanduk dan player sosialisasi perundungan yang akan ditempel di lokasi strategis yang bisa dibaca oleh setiap anak.

Dede juga mengatakan, sejauh ini indikasi perundungan di sekolahnya baru sebatas saling ejek antara siswa satu dengan lainnya, agar tidak berkepanjangan, Dede sudah mengimbau ke seluruh wali kelas, ketika menemukan indikasi kasus perundungan atau bullying untuk segera ditangani.

“Kasus tersebut akan langsung ditangani oleh masing-masing Wali kelas, dan tidak dibiarkan berlanjut, harus segera dituntaskan,”tegasnya.

Bukan hanya itu, bentuk pengawasan dari para guru, mengantisipasi terjadinya perundungan, dilakukan di jam istirahat sekolah maupun jam pulang sekolah, ketika menemukan indikasi terjadinya kasus tersebut, para guru akan langsung bertindak.

“Yang paling rawan itu di jam pulang sekolah, kami memastikan anak-anak tidak nongkrong dulu di luar sekolah, memastikan mereka langsung pulang ke rumah,”ungkapnya.

Masih kata Dede, komunikasi guru dengan orang tua juga terjalin sangat baik, termasuk dengan komite sekolah dan dewan kelas, untuk membahas perkembangan anak maupun prestasinya. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *