Tretan Muslim Ternyata Mengetahui Coki Pardede Pengguna Sabu sebelum Ditangkap

Tretan Muslim
Tretan Muslim dan Patrick Effendy di Podcast Deddy Corbuzier membahas Coki Pardede.

KOMIKA Tretan Muslim mengungkapkan dirinya telah mengetahui rekannya, Coki Pardede mengonsumsi sabu sejak tahun lalu.

Tidak hanya itu, teman-teman di Majelis Lucu Indonesia (MLI) juga mengetahui hal yang sama.

Bacaan Lainnya

“Tahu (Coki pengguna narkoba),” ujarnya saat Podcast Deddy Corbuzier, Sabtu (4/9/2021). Tretan datang bersama CEO MLI, Patrick Effendy dan Pendeta Yeri.

Tretan menyebut mengetahui itu saat melihat gerak gerik Coki yang mencurigakan. Diantaranya tidak mau bergaul, selalu menyendiri dan menghilang tanpa sebab.

“Curiga gerak geriknya, sering menghilang, menyendiri. Selain anti sosial, introvert, sering enggak balas whatsApp, alasan enggak jelas aja gitu,” jelasnya.

Saat kecurigaannya makin besar, Tretan akhirnya melaporkan ke Patrick.

“Begitu saya sudah mulai curiga, lapor Coki kok sering hilang. Akhirnya keresahan aku lapor,” lanjutnya.

Coki, lanjutnya sering melakukan agenda sendiri di luar yang sudah direncakan tim MLI hingga beradu mulut di lokasi syuting.

Meski dekat, ibarat satu tubuh yang tak dipisahkan saat tampil, Tretan memastikan tidak dekat secara pribadi dengan Coki.

“Saya bareng konten sama Coki. Aku enggak akrab sama Coki. Bisa dicek perjalanan saya, Coki kemana saya kemana. Aku sama coki di konten, pulang sendiri-sendiri. Bahkan sehari-hari enggak nongkrong,” tegasnya.

Patrick menambahkan, pihaknya mulai memikirkan harus bagaimana saat mengetahui Coki memakai sabu, walau secara pribadi Coki belum bicara soal itu secara gamblang.

Pat-sapaan Patrick menjelaskan ada satu momen di acara besar, Coki minum terlalu banyak hingga mabuk dan curhat dan tanpa sadar berucap dia pemakai.

“Curhat ke kita, nangis-nangis. Di acara besar, di tempat umum. Dan masalahnya, masalah keluarga, sampai dia minta dipeluk sama Muslim, tanganku pengen dia (ditepuk-tepuk kepala), disayang-sayang,” kenangnya.

Tretan dan Pat memikirkan bagaimana sebaiknya menyikapi atau menolong Coki.

“Yang paling berat pemikiran kita harus kemana. (Misal) ke BNN terus apa yang akan terjadi. Kita sudah niat (melapor ke BNN). Akhirnya waktu itu paling gampang (ngadu) ke Pendeta Yeri,” jelasnya.

Dan, mereka mengadu ke Pendeta Yeri soal Coki. “Pelan-pelan kita coba Bung Yeri masuk dan pendekatan (dengan Coki), memindahkan kos Coki, finansial kita yang menej, media sosial kita yang akses biar enggak ngawur lagi,” tuturnya.

Kepada Pendeta Yeri, Coki pun akhirnya mengakui dia memakai sabu. Dan sejatinya saat ini, Coki dalam tahap penyembuhan, namun memang belum pada sampai tahap akhir, karena masalah Coki banyak.

“Awalnya progres, dia dalam tahap. Ada sisi mau berhenti tapi enggak bisa karena banyak faktor begitu banyak, cukup komplek. Dia punya masalah sekaligus, pertama adiksi terhadap sabunya. Fisik, ada komplikasi fisik harus dialami akibat pemakaian (sabu) ini. Ketiga psikis, hal itu menjadi problem cukup kuat, jadi gua buat program sama dia,” ungkapnya. (nin/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *