Polres Sukabumi Kota Selidiki Kasus Penipuan Ratusan Unit Mobil Yang Diduga Dilakukan TNI Gadungan

Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto

SUKABUMI – Satrekrim Polres Sukabumi Kota, terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tipu gelap ratusan kendaraan roda empat yang diduga dilakukan oleh TNI gadungan.

Penyelidikan ini, sengaja dilakukan pihak kepolisian pasca belasan warga yang merupakan pengusaha rental mobil dari wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi, telah berbondong-bodong menggeruduk Mapolres Sukabumi Kota, untuk melaporkan terduga pelaku Agung Aprijal atas dugaan tindak pidana penggelapan kendaraan.

Bacaan Lainnya

“Kasus dugaan tipu gelap kendaraan mobil itu, perkaranya sudah masuk dalam tahap penyelidikan,” kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Yanto Sudiarto pada Senin (24/07).

Untuk memburu terduga pelaku, saat ini Satreskrim Polres Sukabumi Kota tengah menggenacarkan pemeriksaan saksi-saksi. “Beberapa saksi sudah kami periksa untuk dimintai keterangan. Mohon sabar karena perkaranya sekarang masih dalam proses penyelidikan,” ujarnya.

Ketika disinggung mengenai terduga pelaku yang diisukan kerap mengelabui korbannya mengaku sebagai anggota TNI. Ia menjawab, bahwa berdasarkan pemeriksaan sementara terduga tersebut disinyalir merupakan TNI gadungan. “Benar TNI gadungan dan sekarang baru ada 3 LP yang masuk ke kita,” tukasnya.

Salah seorang pemilik rental mobil, Aden Mariwisata (32) asal warga Desa Selajambe, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi mengatakan, ia bersama para pemilik atau pengusaha rental mobil di wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi, sengaja secara resmi telah melaporkan Agung Aprijal atas dugaan tindak pidana penggelapan kendaraan.

“Jumlah korbannya yang tercatat baru ada sekitar 50 orang yang ada di Sukabumi. Sementara, untuk jumlah unit yang digelapkan oleh terduga itu, ada sekitar 215 unit. Jenis mobil beragam, tapi dominan dari Toyota, Suzuki, Daihatsu, Avanza dan ada juga mobil pick up,” jelas Aden kepada Radar Sukabumi.

“Dari jumlah puluhan pengusaha rental mobil ini, hanya satu yang membuat laporan atau LP ke Polres Sukabumi Kota. Iya, itu hanya perwakilan saja,” imbuhnya.

Dalam menjalankan aksinya, terduga kerap mengaku kepada korbannya sebagai anggota TNI AD. Selan itu, terduga juga kerap mengelabui korbannya, dengan dalih bahwa mobil yang dia rental akan diperuntukan untuk kepentingan orang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Seperti Dinas Pendidikan, Kesehatan, perangkat desa, kecamatan, Puskesmas dan intansi lainnya.

“Modusnya seperti itu, jadi kesannya untuk memobilisasi orang atau dinas supaya jasa gak kemana-mana. Ternyata, pas di kros chek gak ada dinas atau kantor pemerintahan yang kerjasama soal jasa itu dan ini hanya akal-akalan dia,” tukasnya.

“Jadi, memang ini persoalannya kasus kontrak sewa yang disalah gunakan oleh Agung Aprijal. Mengenai identitas beliau yang mengaku sebagai anggota TNI AD, ternyata kamarin di cros chek ke Denpom dan Agung itu adalah TNI gadungan,” imbuhnya.

Selain itu, modus operandi pelaku ini, juga sering mengatasnamakan perusahaan sendiri dengan nama legalitas CV dan PT serta koperasi dan vendor yang bergerak dibidang biro jasa. “Seperti kontruksi. Iya, bilangnya waktu itu ada kerjaan rabat beton, baja ringan dan lainnya. Itu yang mendasari kami mempercaiyai terduga sebagai pihak yang merentalkan kendaraan. Dan ini yang terjadi dan ternyata rentalnya bukan cuman saya, tapi banyak banget,” tukasnya.

Dirinya mengaku, telah mengenal terduga pelaku pada 8 Januari 2023 lalu. Saat itu, awal mulanya terduga menyewa mobil Pick Up. Karena, terduga mengaku kepada korban usaha pada jual beli gas dan isi ulang air galon serta usaha kelontongan. “Nah, lama kelamaan kenal, saya rentalin beberapa unit mobil. Alhamdulilah, waktu itu lancar,” ujarnya.

Aksi tipu gelap kendaraan mobil ini, sambng Aden, mulai mengalami persoalan pembayarannya sejak awal Juli 2023. Sementara, aksi terduga mulai tekuak, bermula saat salah seorang pengusaha dari wilayah Cianjur yang menitipkan kendaraan diteman Aden atau korban. Waktu itu, sistem rental mobil tersebut pembayarannya belum selesai. Namun, kontrak lanjutannya sudah selesai. Karena pembayarannya tidak ada, akhirnya korban menyusul kendaraan tersebut.

“Ternyata pas waktu disusul, bukan rental tapi mobil gadean. Nah, dari situ desas-desus berkembang akhirnya rame hingga viral. Akhirnya teman-teman inisiatif nyari sendri kendaraan tersebut dengan GPS atau informasi dari teman yang lain,” imbuhnya.

“Jadi pinter Agung Aprijal ini, dia tidak hanya mengaku sebagai anggota TNI, tapi ia juga berperan yang mencari kendaraan rental, tapi melalui marketing dia, namun unitnya diserahkan sama dia, diserahkan lagi sama marketing lapangan untuk digadaikan,” paparnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dari puluhan pengusaha rental mobil ini, mereka telah melakukan pencarian unit dan sempat mengambil satu unit kendaraan yang dirental oleh terduga di wilayah Pajampangan pada beberapa waktu lalu.

“Perlu kami sampaikan kendaraan kemarin yang kita ambil di daerah Jampang itu, bukan semata kita sebagai sindikat ataupun orang yang bekerjasama atas nama terduga Agung Aprijal,” ujarnya.

“Tapi, memang murni karena saling informasi mengenai kasus kontrak sewa yang disalah gunakan oleh Agung Aprijal. Untuk itu, kami dari paguyuban rental ada salah satu klarifikasi mengenai kejadian kemarin, kami disebut sebagai perampas kendaraan yang digade. Padahal, bukan begitu faktanya,” imbuhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *