Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Pastikan Ketersediaan Padi Inpari Nutri Zinc

padi-Inpari-Nutri-Zinc

PEMKAB SUKABUMI menargetkan zero stunting pada tahun 2023, Target tersebut sangat masuk akal. Pasalnya, berdasarkan data yang di terima hingga Desember 2020 Angka menurun drastis jika dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Diketahui prevalensi stunting Kabupaten Sukabumi berada di angka 6,91 persen.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi melakukan upaya lintas sektoral dalam menangani permasalahan gangguan pertumbuhan pada anak atau stunting.

Bacaan Lainnya

Seluruh perangkat daerah terlibat dalam penanganan masalah tersebut, termasuk Dinas Pertanian, yang mendapat tugas memberikan jaminan gizi melalui pangan, dalam hal ini beras.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dan Hortikultura (TPH), Dosen Karmana mengatakan, pihaknya mendapatkan tugas memastikan dan menjamin ketersediaan pangan khusus untuk melawan stunting, yakni padi Inpari Nutri Zinc.

“Kami (Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi) memiliki tugas menjamin ketersediaan padi Inpari Nutri Zinc itu. Sejauh ini, padi jenis itu sudah ditanam di di lahan seluas 125 hektare tersebar di 20 desa yang dijadikan demplot (demontration plot),” beber Dosen, Sabtu (2/10/21).

Ia menjelaskan, benih padi untuk penanganan stunting, Inpari Nutri Zinc itu berasal dari Badan Penelitian Dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pertanian RI.

“Inpari Nutri Zinc memiliki bulir lebih kecil dengan warna lebih terang seperti kristal. Rasanya tidak berbeda dengan Inpari biasa. Hanya saja kandungan zinc-nya lebih banyak. Karena untuk penanganan stunting itu,” jelasnya.

Adapun leading sector penanganan stunting, lanjut Dosen, tetap berada di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi. Dan untuk memastikan ketersediaan padi Inpari Nutri Zinc, pihaknya telah menjalin kesepakatan dengan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Agro Sukabumi Mandiri.

“Sudah terjadi kesepakatan. Beras dari petani akan dibeli oleh Perumda Agro. Kemudian diserahkan kepada Dinas Kesehatan untuk disalurkan. Terkait teknis penyaluran, itu di Dinkes,” pungkasnya. (adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *