Dampak Kekeringan, Distan Kabupaten Sukabumi Catat Banyak Lahan Pertanian Terdampak

Kepala dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Hastuty Harahap
Kepala dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Hastuty Harahap

CISOLOK – Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi catat sekitar ribuan hektar lahan pertanian masyarakat terdampak kekeringan, akibat dalam beberapa waktu ini tidak kunjung turun hujan.

Hal itu dikatakan kepala dinas Pertanian Kabupaten Hastuty Harahap, dampak kekeringan sampai saat ini terus bergulir, namun begitu ada yang memang yang betul betul berdampak luar biasa, ada juga yang berdampak biasa.

Bacaan Lainnya

“Kalau gak salah kami datanya 6.400 hektar kalau gak salah, kita sudah usulkan ada penanganan pasca pertanaman itu,” ungkapnya. Rabu, (27/9).

“Sisanya sebetulnya ada yang memang di sebut berdampak, ada yang beresiko berdampak, ada yang sudah memang terkena kekeringan, kalau puso belum ada, ada beberapa mungkin bukan tanaman pangan catatan kita 10 hektar kalau gak salah kacang hijau, tapi untuk puso sama sekali yang memang betul betul belum ada,” sambungnya.

Kemudian yang beresiko, lanjut Hastuty banyak terutama untuk yang biasa menanam 3 ton untuk 4 kali tanam hari ini karena kondisi panas dan mengalami kekering paling bisa para petani menanam 1 sampai 2 kali tanam pangan padi.

“Kebanyakan wilayah selatan, karena memang sawahnya kebanyakan bukan sawah irigasi, sebetulnya banyak sawah tadah hujan,” jelasnya.

Untuk itu, kata Hastuty lagi berbagai upaya terus dilakukan dinas pertanian kabupaten Sukabumi salah satunya dengan memberikan sosialisasi kepada seluruh kelompok tani bahwa sekarang kondisinya seperti ini, mereka harus sudah memahami untuk tidak menanam ketika airnya tidak ada, karena pasti akan gagal panen.

“Kita sarankan juga untuk konservasi air mencoba untuk membuat sumur irigasi dangkal, kemudian mereka kita sarankan untuk menanam varietas untuk yang berbahan kering. Nah biasanya banyak hama, juga kita sarankan untuk antisipasi,” terangnya.

Dan yang paling penting, Hastuty meminta para petani sangat tidak sarankan saat membuka lahan dengan cara membakar, terutama pada lahan huma yang saat ini kondisinya kering, pasalnya masih di temukan para petani membuka lahan dengan membakar.

“Ini yang sangat terjadi banyak, pembukaan kebon lahan kering dengan cara di bakar dengan biasa konvensional dilakukan, maka kebakaran dimana mana, nah ini yang kita tidak sarankan,” bebernya.

“Kita berharap ini karena memang dari BMKG itu kan agustus september maksimal nya tapi sampai dengan hari ini pun hujan paling seminggu kemarin di utara, di Selabintana, di Kadudampit sudah walau pun tidak banyak, Kita berharap tidak lama sekitar oktober sampai kesana, walau pun dari BMKG ada beritanya akan lebih panjang,” tandasnya. (Ndi).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *