Bank Sampah Gunungguruh, Demplot Tanaman Padi Dengan Pupuk Organik

Pertanian Kecamatan Gunungguruh
BSGB bersama BPP Kecamatan Gunungguruh saat melakukan demplot tanaman padi dengan aplikasi pupuk organik cair yang diproses dari hasil sampah organik masyarakat di Kampung Kararangge, Desa/ Kecamatan Gunungguruh.

SUKABUMI – Ancungan jempol layak diberikan kepada Bank Sampah Gunungguruh Bersih (BSGB) Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi.

Bersama dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Gunungguruh, komunitas pecinta lingkungan asal Gunungguruh menggelar demonstrasi plot atau demplot tanaman padi dengan aplikasi pupuk organik cair Berkah Sejahtera yang diproses dari hasil sampah organik masyarakat sewilayah RW 001, Desa Gunungguruh, Kecamatan.Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Laporan: DENDI KOSWARA DIKUSUMAH, Gunungguruh

Selain menghasilkan pupuk organik cair dan kompos, BSGB juga membuat paving block dan sampah organik yang ditabung masyarakat pada Bank Sampah Gunungguruh Bersih.

Semenjak BSGB beroperasi, masyarakat setempat yang sebelumnya membuang sampah di sungai dan membakarnya, saat ini sudah ditabung dengan metode secara door to door. Sementara, hasil dari produk Bank Sampah tersebut telah kembalikan pada nasabah.

Salah seorang pelopor BSGB Muhammad Rafi’i Nasution mengatakan, Bank Sampah Gunungguruh Bersih baru berdiri sekira tiga bulan lalu.

Hal ini, bermula dari keprihatinan atas banyaknya pembuangan sampah yang berserakan di pinggir jalan. Bahkan, tidak sedikit sampah tersebut kerap dibuang ke sungai sehingga dikhawatirkan menjadi penyebab bencana alam, salah satunya banjir.

“Untuk itu, kami bersama tim Bank Sampah Gunungguruh Bersih mencoba memanfaatkan sampah rumahan ini menjadi pupuk organik cair dan kompos, adapun pupuk cair yang hari ini kita demplot-kan untuk contoh. Nanti kita lihat hasilnya tiga bulan kedepan, apakah hasil panennya bagus.

Kalau misalkan bagus baru kita pasarkan dan bekerjasama dengan BPP Kecamatan Gunungguruh.” kata Rafi di sela- sela kegiatan demplot yang berlangsung di Kampung Kararangge, Desa/ Kecamatan Gunungguruh pada Rabu (14/07).

Menuru Rafi, pupuk organik cair dan kompos ini, merupakan hasil karya baik dari Bank Sampah Gunungguruh Bersih dari hasil pengelolaan sampah rumahan yang berada di wilayah RW 001, Desa Gunungguruh.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada tim bank sampah dengan terwujudnya demplot dari hasil produk bank sampah. Kita mendemplot tanaman padi dengan menggunakan hasil pupuk organik cair dari bank sampah yang berasal dari sampah rumahan,” timpalnya.

Pihaknya berharap peran serta masyarakat dan bantuan pemerintah Kabupaten Sukabumi dapat terus bekerjasama dengan baik, agar sampah yang sebelumnya dapat menjadi masalah dan bencana, kini dapat didaur ulang sehingga dapat menjadi berkah.

“Target kami ke depannya itu, akan mencoba membuat desa wisata organik. Untuk itu, kami berharap kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukabumi dapat mendorong adanya bank sampah yang ada di Kabupaten Sukabumi ini, jadi kalau setiap desa ada bank sampah, maka sampah yang masuk ke TPA tidak akan menumpuk seperti saat ini,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian BPP Kecamatan Gunungguruh, Iwan Setiawan menejalaskan, Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi melalui BPP Kecamatan Gunugguruh, sangat mengapresiasi perihal kegiatan bank sampah yang dipelopori Bank Sampah Gunungguruh Bersih ini.

“Mudah-mudahan dengan adanya bank sampah ini, dapat memberikan manfaat untuk masyarakat sekitarnya, khususnya para petani yang saat ini kebanyakan petani masih menggunakan pupuk kimia yang harganya dinilai lumayan cukup tinggi,” jelasnya.

Sebab itu, dengan adanya pupuk organik hasil dari Bank Sampah Gunungguruh Bersih ini, dapat menghasilkan pupuk yang berkualitas.

Terlebih lagi, dirinya juga telah menilai bahwa salah satu untuk menjaga daya tahan tubuh disaat masa pandemi Covid-19, yaitu dengan menggunakan produk-produk pangan lokal dan beras yang diproduksi masyarakat menggunakan pupuk organik.

“Makanya kami dari BPP Kecamatan Gunungguruh sangat mengapresiasi dengan kegiatan ini, karena hal ini diyakini dapat menurunkan tingkat penggunaan pupuk kimia dengan harapan pengguna pupuk organik dapat meningkat,” paparnya.

Pihaknya menambahkan, produksi pupuk organik yang dilakukan Bank Sampah Gunungguruh Bersih ini, masih perlu bimbingan. Seperti bagaimana cara teknis memproduksi bagaimana cara teknis memproduksi pupuk organik granul (POG) maupun pupuk organik cair (POC) yang lebih baik.

“Saya lihat, ini masih banyak kekurangannya, kita sedikit-sedikit akan membantu bagaimana cara produksi POG dan POC yang lebih baik. Sehingga dalam pemasarannya nanti dapat diterima oleh masyarakat secara luas,” pungkasnya. (Den/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *