Brak! Dinding Dapur Timpa Seorang Nenek di Sukabumi

Rumah milik Emur
Rumah milik Emur, warga Kampung Cihurang, RT 04/08, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi ambruk dan menimpanya saat sedang memasak nasi.

SUKABUMI – Emur kaget bukan kepalang. Dinding rumah bagian dapur menimpa dirinya. Saat itu, wanita berusia paruh baya sedang memasak nasi. Alhasil, kepala dan kakinya mengalami luka-luka.

“Tiba-tiba langsung brak, kena saya,” ucap Emur, warga Kampung Cihurang, RT 04/08, Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi kepada awak media.

Bacaan Lainnya

Ya, begitulah peristiwa nahas yang menimpa Emur. Dinding rumah bagian dapur tempat tinggal sang nenek ambruk lantaran diterpa hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang yang melanda wilayah Sukabumi. Informasi dihimpun, insiden tersebut terjadi pada Minggu (19/12) sekira pukul 17:00 WIB.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi melalui Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Simpenan, Dandi Sulaeman mengatakan, rumah ambruk di bagian dapur akibat pergerakan tanah itu milik Emur. Rumah tersebut dihuni dua jiwa dan satu (KK) Kepala Keluarga.

“Mula-mula korban (Emur) berada di dalam dapur yang sedang memasak nasi untuk menyiapkan makan sore keluarganya. Namun tiba-tiba terdengar suara kencang dari atas atap rumah lalu rerunuhan material menimpa sebagian bangunan ke bagian kaki dan kepala korban,” ungkap Dandi dalam keterangannya, Senin (20/12).

Korban lantas kaget disebabkan tertimpa material bangunan. Tak lama, korban berteriak sambil minta tolong sehingga memicu warga yang mendengar berdatangan untuk membantu korban.

“Korban berhasil diselamatkan warga dan langsung dibawa ke dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Korban mengalami luka ringan di bagian kepala dan kaki,” jelasnya.

Ia menjelaskan, pasca kejadian masyarakat setempat dan perangkat desa langsung bergotongroyong membersihkan sebagian puing bangunan. Untuk sementara waktu korban diungsikan terlebih dahulu ke rumah keluarganya.

“Tafsiran kerugian akibat longsor tersebut mencapai sekitar Rp 5 juta. Peninjau lokasi kejadian, asessment dan koordinasi dengan pihak perangkat desa, kemudian memberikan imbauan kepada arga sekitar untuk waspada mengingat cuaca ekstrem masih terjadi dikhawatirkan terjadi pergeseran tanah lagi,” tandasnya. (ris/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *