Petani Kubis di Desa Sukamaju Rugi

MENGELUH: Badri, warga Kampung Tangsel, RT 02/01, Desa Sukamaju, Kecamatan Sukalarang mengeluh karena kubisnya mengalami gagal panen, kemarin (26/8).

SUKALARANG, RADARSUKABUMI.com – Petani di Desa Sukamaju, Kecamatan Sukalarang pasrah dengan nasib tanaman pertaniannya. Sayuran kubis yang mereka tunggu-tunggu, kini hampir seluruhnya mengalami gagal panen.

Seperti yang dialami Badri (57), petani asal Kampung Tangsel, RT 02/01. Ia mengalami gagal panen kubis akibat kemarau panjang. Otomatis, Badri dan juga petani lainnya mengalami kerugian cukup besar pada musim tanam periode ini.

Bacaan Lainnya

Kepada Radar Sukabumi, Badri mengatakan, sudah satu bulan daerahnya mengalami krisis air hingga mengakibatkan lahan pertaniannya kekeringan. Bahkan, tidak sedikit yang mengalami gagal panen. “Ya, sudah sekitar satu bulan kebun kami tidak terairi sehingga tanaman kubis hampir semuanya gagal panen,” kata Badri kepada wartawan, kemarin (26/8).

Akibat kondisi ini, lanjut Badri, ia dan petani lainnya mengalami kerugian cukup besar, sampai diangka puluhan juta rupiah. “Mau bagaimana lagi, mungkin ini nasib kami. Ya, dengan modal seadanya kami bercocok tanam namun akhirnya kami harus merugi yang begitu besar,” lirih Badri yang tampak tak kuasa membendung kesedihannya dengan mata berkaca-kaca.

Ia pun meminta, pemerintah dapat membantu para petani agar dapat meminimalisir dampak kerugaian akibat kekeringan ini. “Kami harap, pemerintah bisa membantu para petani agar kami tidak terlalu rugi. Kami butuh alat penyedot air,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sukamaju, Haris Sugiarto membenarkan, di desanya banyak petani kubis yang mengalami gagal panen akibat musim kemarau panjang ini. “Hampir mayoritas petani kubis merugi dimusim ini, debit air mulai berkurang. Jangankan untuk memenuhi kebutuhan pertanian, untuk keperluan rumah tangga saja sulit,” bebernya.

Menurutnya, sampai saat ini Pemerintah Desa (Pemdes) Sukamaju masih mencari formula yang tepat agar kebutuhan air para petani terpenuhi. “Ya, kami juga berharap ada uluran tanggan dari pemerintah daerah atau pemerintah pusat agar para petani di desa kami tetap untung meski musim kemarau,” harapnya.

 

 

(bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *