SMANSA Siapkan Generasi Cemerlang

Penyerahan cenderamata dari pihak SMAN 1 Kota Sukabumi kepada pemateri dalam Seminar Career Day ke-IX di SMAN 1 Kota Sukabumi, Selasa (14/1).

SUKABUMI – Mengawali 2020, SMA Negeri 1 Kota Sukabumi (SMANSA) menggelar Career Day ke-IX di GOR SMANSA.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari (14-15/1) ini bertujuan untuk menginformasikan kepada seluruh pelajarnya tentang SNMPTN,UTBK, SBMPTN 2020.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini untuk mempersiapkan generasi cemerlang agar dapat mencapai karir gemilang,” kata Koordinator Bimbingan Konseling (BK) SMANSA sekaligus Ketua Penyelenggara Career Day ke-IX 2020, Heni Nuraeni kepada Radar Sukabumi, Selasa (14/1).

Menurutnya, para pelajar sudah memiliki alternatif pilihan untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi yang diinginkan. Namun, mereka terkadang memiliki ego dengan pilihannya sendiri.

“Kalau di Jawa Barat (Jabar) ada ITB, UNPAD, UPI dan mungkin mereka ketika melihat kegiatan ini bertemu langsung dengan pakarnya, sehingga mengerti potensi dalam dirinya,” terangnya.

Ia menyebut SMANSA memiliki 448 pelajar yang berasal dari kelas XII IPA, IPS dan bahasa.

“Keinginan kami dengan adanya kegiatan ini lulusan SMANSA yang terserap di perguruan tinggi negeri ataupun swasta (PTN dan PTS,red) jumlahnya bertambah dari 50 persen menjadi 60 persen ke atas, sekaligus untuk mendobrak kepesertaan di PTN dan PTS,” ujarnya yang juga mengatakan bahwa Career Day diperuntukkan bagi pelajar kelas XII IPA, IPS dan bahasa.

Pantauan Radar Sukabumi, di hari pertama pelaksanaan Career Day IX 2020 diisi dengan sosialisasi SNMPTN, UTBK dan SBMPTN 2020 oleh Tim Lembaga Tes Masuk Perguruang Tinggi (LTMPT) UPI, Taupik Rahman dan seminar motivasi dari Tim Fokus Bandung Raya, Kosasih Prijatna. Acara pun dilanjutkan di hari kedua (15/1) yang diisi dengan diskusi panel dari berbagai profesi oleh para alumni, kemudian sosialisasi PTN/PTS dan kedinasan.

Dalam seminarnya, Tim LTMPT UPI Taupik Rahman mengatakan, syarat seleksi SNMPTN adalah mengikuti UTBK.

“Seluruh ujian ini menggunakan sistem informasi berbasis komputer, tidak menggunakan paper text, jalur dan kuota SNMPTN minimum 20 persen, SBMPTN minimum 40 persen, seleksi mandiri maksimum 30 persen, dan UTBK ini dimulai dari 10-20 April 2020,” paparnya.

Adapun persyaratan dari sekolah, SMANSA dinilainya sangat baik dengan pemeringkatan A.

“Jadi bisa dimasukan ke 40 persen, masing-masing PTN punya karakteristik nilai bobot,” ulasnya.
Sementara bagi siswa yang tidak lulus SNMPTN, mereka bisa mengikuti SBMPTN. Sedangkan LTMPT membagi materi UTBK 2020 menjadi dua kategori, yakni tes potensi skolastik (TPS), dan tes kompetensi akademik (TKA) selama seminggu dua sesi.

“Lokasi tes pun dipilih oleh siswa sendiri,” ucapnya.

Masih kata Taopik, jika peserta SBMPTN UPI gagal tapi mempunyai prestasi maka ada jalur khusus istimewa meskipun masuknya lewat seleksi mandiri. Sementara peluang tinggi untuk masuk SNMPTN adalah kawasan timur seperti Sulawesi.

“Karena kuotanya terlalu banyak, maka dengan adanya sosialisasi ini diharapkan para siswa mengerti dan mampu memasuki perguruan tinggi negeri yang diminati,” paparnya.

Adapun seminar motivasi yang diisi oleh Kosasih Prijatna. Alumni SMANSA tahun 1976 itu mengatakan, kegagalan itu merupakan awal keberhasilan beliau memberikan arahan kepada siswa mengenai tes masuk perguruan tinggi.

“Dengan tekad dan keinginan usaha yang tidak mungkin pun akan membuahkan suatu hasil, pilihlah perguruan tinggi yang sesuai dengan keinginan siswa bukan orang lain,” pungkasnya. (cr1/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *