Nilai tukar Rupiah Melemah, Ini Penjelasan BI

Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) kembali mengalami pelemahan. Berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (JISDOR) Rupiah berada di level Rp 13.894 per USD.

Para ekonom menspekulasikan terdepresiasinya nilai tukar Rupiah disebabkan karena karena emiten secara musiman membagikan dividen. Faktor kenaikan terhadap impor barang konsumsi juga disebut jadi biang keladi keoknya nilai tukar rupiah.

Bacaan Lainnya

Menanggapi hal itu, Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman mengatakan, dampak tersebut tidak menjadi penyebab anjloknya Rupiah. Dia membeberkan, current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan Indonesia saat ini berada pada level 5,3 persen.

“(CAD) tetap sehat, kita jaga, kita memang lagi membangun, kita butuh impor, tapi memang ada ekspor,” ujarnya di Gedung BI, Jakarta, Senin (23/4).

Ihwal adanya potensi ditahannya Dolar oleh importir, Agusman enggan berkomentar lebih jauh. Dirinya hanya meminta kepada semua pihak agar bisa membantu menjaga stabilitas nilai tukar.

“Kita minta semua masyarakat bersama-sama menjaga ini, kan kita sering mengalami ini, dan kita lewati dengan baik,” tuturnya.

Selain itu, Agusman juga menegaskan bahwa pelemahan terhadap Rupiah bukan yang terbesar terjadi pada nilai tukar di seluruh dunia. “Oh enggak (terbesar) masih ada teman-temannya, seperti Turkis Lira, Rusianrable, turkis lira itu -6 persen, Filpina Peso -4 persen, India Rupe -3 persen,” pungkasnya.

(uji/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *