Prodi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Sukabumi Gelar PKM Pendampingan  Diversifikasi TOGA di Desa Waluran

Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Prodi pendidikan Biologi UMMI Gelar PKM Pendampingan Diversifikasi TOGA Di Desa Waluran

SUKABUMI – Desa Waluran adalah salah satu desa yang  berada di Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Provinsi  Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan Waluran merupakan satu  dari delapan kecamatan yang masuk kedalam Kawasan  Geopark Ciletuh-Pelabuhan Ratu (GCP) yang ditetapkan oleh  Unesco tahun 1018 sebagai Unesco Global Geopark.

Penetapan wilayah waluran sebagai bagian dari GCP ini karena  besarnya potensi biodiversitas selain geodiversity dan culture  diversity. Tanah yang subur dan luas, alam yang masih asri dan  hutan yang hijau dan tersedia, sehingga masih banyak di  temukan tanaman-tanaman obat (TOGA) yang dapat di jadikan  sebagai alternatif untuk memelihara Kesehatan keluarga dan  dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian  masyarakat.

Bacaan Lainnya

Akan tetapi banyak yang belum mengetahui potensi apa saja  yang terdapat dalam tanaman-tanaman tersebut. Oleh karena  itu, perlu adanya edukasi pengolahan TOGA menjadi produk- produk turunan TOGA yang mudah digunakan oleh  masyarakat.

Sebagai respon atas kebutuhan tersebut, maka pada tanggal 16  Juni 2023 tim dosen Program Studi Pendidikan Biologi,  Universitas Muhammadiyah Sukabumi, menyelenggarakan  “PKM Pendampingan Diversifikasi TOGA di Desa Waluran”.

Tim dipimpin oleh Dr. Jujun Ratnasari, M.Si dengan anggota 2  orang dosen yaitu Dr. Aa Juhanda, M.Pd dan Gina Nuranti,  S.Pd, M.Si. Selain itu, kegiatan ini pun melibatkan 5 orang  mahasiswa prodi Pendidikan Biologi sebagai co-fasilitator.

Universitas Muhammadiyah Sukabumi
Prodi pendidikan Biologi UMMI Gelar PKM Pendampingan
Diversifikasi TOGA Di Desa Waluran

Kegiatan PKM dihadiri oleh Camat, Sekretaris Camat dan  Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan  Waluran. Selain itu, peserta sebanyak 30 orang yang termasuk  ke dalam kelompok Tani Toga Desa Waluran mengikuti  kegiatan ini.

Secara garis besar kegiatan dimulai dengan sesi  pembukaan, sesi workshop, dan diakhiri dengan sesi foto  bersama. Pada sesi workshop dilakukan pendampingan  diversifikasi TOGA tentang cara membuat sabun dan granul  yang memakai tanaman karas tulang (Chloranthus officinalis).

Dr. Jujun Ratnasari mengatakan secara umum, PKM ini  dinyatakan berhasil sesuai dengan target yang telah ditetapkan.  Beberapa indikator dan target yang ditetapkan antara lain:

1.  Keterlibatan peserta untuk ikut serta dalam kegiatan cukup  tinggi.

2. Terbentuknya produk olahan TOGA yang dapat  dimanfaatkan masyarakat dan memiliki nilai ekonomi

3.  Meningkatnya pemahaman peserta PKM dalam mengikuti  sosialisasi dan pelatihan pengolahan TOGA.

(adv/wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *