Lulis Delawati: Kartini Sekarang Melawan ‘Penjajahan’ Pandemi Corona

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Ada guratan lelah yang tampak dari wajahnya. Tapi dia berkilah bahwa ini adalah lillah. Semangat khas ala perempuan masih terpancar di sisa keletihannya usai menerima laporan tracing dari tim surveilans Covid-19 Kota Sukabumi. Dia adalah Lulis Delawati, seorang dokter dan juga Kepala Bidang P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.

“Ya semoga lelah ini karena lillah dan menjadi berkah. Corona memang sudah menjadi problem global, termasuk di Indonesia dan khususnya Kota Sukabumi. Saya dan teman-teman di Dinkes, begitupun para paramedis yang lainnya sama-sama berjuang untuk agar corona ini segera usai,” kata Lulis kepada Radarsukabumi.com.

Bacaan Lainnya

Wawancara ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April. Putri dari pasangan suami istri H. Syarif Hidayat dan Hj. Ida Susilawati itu merupakan salah satu pejuang wanita yang berada di garda terpenting dalam pencegahan dan penanggulangan Covid-19.

“Biasanya memang Hari Kartini itu identik dengan kebaya, sanggul dan lainnya. Tapi kali ini, kami rayakan dengan pakai masker, pakaian hazmat, google, sarung tangan dan APD lainnya. Perjuangannya sama, tapi konteksnya yang beda,” ujar wanoja Sukabumi yang lahir pada 10 Februari 1980 silam.

Alumnus SI Fakultas Kedokteran Umum Universitas Jenderal Ahmad Yani Cimahi ini memandang sosok Raden Ajeng Kartini sebagai pahlawan perempuan yang selalu menjadi teladannya. Apalagi di saat-saat pandemi Covid-19 ini, Lulis dapat merasakan semangat dan ghiroh perjuangan tersebut.

“Dulu beliau berjuang melawan penjajah dan memperjuangkan kesetaraan, ya emansipasi wanita. Kini di tengah pandemi Covid-19 ini saya kira para wanita khususnya berprofesi sebagai paramedis di garda terdepan, dapat merasakan perjuangan yang sama dengan Radeng Ajeng Kartini. Kami kini berjuang melawan corona,” tutur dokter umum yang memiliki praktek di wilayan Nanggeleng, Kota Sukabumi itu.

Lulis pun menceritakan secuplik tentang aktifitasnya kini dalam konteks melawan corona. Hari-harinya didominasi oleh sejumlah istilah; ODP, PDP, positif, rapid test, swab, dan yang paling sering adalah tracing. Ya, bidang kedinasan Lulis merupakan sentral data Covid-19 se-Kota Sukabumi.

dr Lulis Delawati saat melakukan rapat dan koordinasi laporan tracing dari tim surveilans Covid-19 Kota Sukabumi

Kembali mengulas tentang esensi Hari Kartini, Lulis memberikan apresiasi yang sangat tinggi untuk paramedis yang ditugaskan di gugus terdepan dalam penanggulangan corona. Yang dia maksud adalah mereka yang harus mengenakan pakaian hazmat, google, face shield, sarungan tangan dan masker tentunya.

“Itu gak mudah pakai pakaian itu. Pakai di ruangan ber-AC saja bikin berkeringat dan panas, apalagi di luar ruangan, itu gak bisa dibayangkan. Jadi sekali lagi, perjuangan para dokter, perawat, pokoknya seluruh paramedis terkhususnya yang wanita, yang perempuan, itu bagi saya seolah merepresentasikan perjuangan Kartini,” sebutnya.

Dengan adanya pandemi ini, Lulis mengatakan semua tanggal adalah tanggal hitam. Hari-harinya diisi dengan koordinasi dengan tim surveilans yang melaporkan hasil tracing corona di wilayah Kota Sukabumi. Hal ini tampak saat jurnalis media ini bertandang ke ruangannya yang menunjukkan waktu pukul 17.03 WIB.

Sejumlah tim surveilans tersebut masih ada. Yang mereka bicarakan adalah seputaran tentang corona. Namun, diselingi oleh canda tawa. Seolah untuk menghibur diri yang penat dengan rutinitas yang tak lazim ini. Belum lagi data-data sangat penting yang tertulis di dua buah papan tulis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *