Hewan Penular Rabies di Sukabumi Jadi Target Divaksin

Vaksin-Anjing
Petugas Dinas Peternakan saat memberikan vaksin kepada anjing untuk antisipasi penyebaran virus rabies

CIBEUREUM – Sebanyak 1.200 hewan penular rabies (HPR) di Kota Sukabumi akan menjadi target vaksin rabies. Langkah tersebut sebagai bentuk upaya pencegahan penyakit rabies dari gigitan HPR.

” Untuk pemilik hewan kesayangan khususnya hewan penular rabies (HPR) anjing, kucing dan kera diharapkan bisa swadaya vaksin rabies,” ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Riki Barata, Jumat (14/7/2023). Terutama dapat memperoelehnya dengan datang ke tempat-tempat atau klinik hewan terdekat.

Bacaan Lainnya

Riki menerangkan, untuk yang ada di masyarakat dari APBD II Kota Sukabumi menyiapkan vaksin sebanyak 500 dosis. Pemberian vaksin rabies ini mulai diaplikasikan door to door ke setiap kelurahan.

Selain itu lanjut Riki, pihaknya menunggu pengadaan vaksin rabies dari pemerintah provinsi dan pusat. Keberadaan vaksin ini untuk mencapai target vaksinasi minimal 1.200 ekor HPR.

Di sisi lain, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi mencatat ada sebanyak 73 kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) sejak awal 2023 hingga Juni. Hal itu tersebut berdasarkan data pasien yang tergigit HPR dan mendapatkan penanganan medis di rumah sakit rujukan pasien rabies.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Wita Darmawanti mengatakan, dari kasus yang ada kebanyakan pasien merupakan warga luar daerah Kota Sukabumi. ” Dari 73 kasus gigitan HPR, 40 kasus warga luar Sukabumi dan 33 kasus merupakan warga kota,” katanya, Jumat (14/7/2023).

Kondisi ini dikarenakan rumah sakit di kota menjadi rujukan bagi daerah lain di sekitarnya. Sehingga banyak pasien dari daerah lain yang ditangani.

Wita menerangkan, data jumlah total 73 kasus HPR rinciannya yakni pada Januari 13 kasus, Februari 5 kasus dan Maret 4 kasus. Selanjutnya pads April 15 kasus, Mei 7 kasus, dan 29 kasus ditemukan pada Juni.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *