Festival Literasi Dispusipda Kota Sukabumi,  Mengasah Kemampuan Pelajar

festival literasi
Dispusipda Kota Sukabumi, menggelar festival literasi dengan berbagai lomba yang melibatkan kalangan pelajar hingga masyarakat umum

SUKABUMI – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Kota Sukabumi, menggelar festival literasi yang melibatkan kalangan pelajar hingga masyarakat umum.

Lomba tingkat Taman Kanak-kanak (TK) yakni, lomba mewarnai. Sementara, tingkat Sekolah Dasar (SD) lomba Story Telling, tingkat SMP lomba membuat mini vlog tentang tempat bersejarah di Kota Sukabumi, tingkat SMA lomba membuat logo cerita dongeng online (Cendol) dan kalangan mahasiswa ada lomba membuat Cerita Pendek (Cerpen).

Bacaan Lainnya

“Lomba ini merupakan rangkaian puncak festival literasi, di mana awal tahun ini, ada pemilihan duta baca,” kata Kepala Dispusipda Kota Sukabumi, Galih Marelia Anggraeni kepada wartawan, Kamis (28/9).

Lanjut Galih, lomba Story Telling tingkat siswa SD ini untuk mengasah kemampuan anak memiliki keberanian tampil di depan umum, dan berani bercerita.

“Basic Story Telling memang dari buku yang mereka baca dan pinjam dari sini, diceritakan kembali melalui tutur kata yang mereka sampaikan,” ucapnya.

Menurutnya, Kota Sukabumi telah menyandang predikat sebagai kota literasi hal itu berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang diraih di angka 96,85 poin pada 2022 lalu hasil pengukuran dari Perpustakaan Nasional. “Makanya teman-teman di Dispusipda tidak pernah kendor untuk terus mengimplementasikan literasi kepada masyarakat,” paparnya.

Menurut Galih, makna literasi cukup luas definisinya, bukan hanya sekedar membaca dan menulis saja. Tetapi literasi bagaimana kemampuan seseorang untuk mengolah informasi.

“Literasi itu juga bagaimana seseorang bisa memecahkan masalah dalam kehidupan. Makanya perpustakaan kita sudah bertransformasi menjadi perpustakaan berbasis inklusi sosial,” bebernya.

Inklusi sosial ini, perpustakaan bukan hanya sekedar wahana membaca namun bisa menjadi wahana dalam memberdayakan masyarakat. Seperti yang telah dijalankan perpustakaan di Kelurahan Cisarua, selain telah mendapatkan tiga award dari perpustakaan nasional juga menjadi pilot projects. “Sehingga, banyak dari luar daerah yang belajar di perpustakaan tersebut,” cetusnya.

Ia menambahkan, ketika berkunjung ke perpustakaan Kelurahan Cisarua merasa kagum dengan kinerja para relawan yang memberdayakan potensi yang ada.

“Luar biasa memang di Perpustakaan Kelurahan Cisarua, ada kelas bahasa. Mulai bahasa asing, Jepang, Inggris, Perancis hingga Mandarin. Ada pun, empat sektor pemberdayaan yaitu, pemberdayaan kesehatan, pendidikan, ekonomi dan kesenian budaya,” tutupnya. (bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *