Tawuran Siswa SMP di Sukabumi Coreng Predikat Kabupaten Layak Anak, Sekda : Kita Prihatin

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman.

SUKABUMI — Adanya tawuran siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Cireunghas mencoreng predikat Kabupaten Sukabumi sebagai kabupaten layak anak.

Hal tersebut, ditegaskan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman. Menurutnya kasus tawuran puluhan pelajar yang melibatkan tiga SMP di ruas Jalan Raya Cireunghas, tepatnya di Kampung Gandasoli, Desa Cipurut, Kecamatan Cireunghas membuat prihatin.

Bacaan Lainnya

Ade Suryaman mengaku kejadian tawuran pelajar tersebut berdampak buruk terhadap nama Kabupaten Sukabumi.

“Kita jelas sangat prihatin yah. Karena, Kabupaten Sukabumi ini sudah jadi kabupaten layak anak atau KLA. Tapi, masih ada terjadi hal seperti ini,” kata Ade Suryaman kepada Radar Sukabumi pada Selasa (06/02) siang.

Setelah mendapatkan informasi tawuran pelajar ini, sambung Ade, pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi, terlebih dahulu tengah menelusuri permasalahannya untuk mengetahui faktor penyebab tawuran pelajar tersebut terjadi di wilayah Kecamatan Cireunghas.

“Perkaranya kan sekarang lagi ditangani oleh pihak Kepolisian yah. Khususnya dari Polsek Cireunghas. Tapi kita juga dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi tengah memintai atau ditugaskan kepada pemerintah Kecamatan Cireunghas, untuk melakukan penelusuran,” imbuhnya.

“Koordinasi terlebih dahulu permasalahannya seperti apa. Karena, masih belum jelas yah. Kita tetap saja akan cepat respon. Apalagi kejadian tawuran itu terjadi di waktu luar jam sekolah atau malam hari. Seharusnya pengawasan orang tua juga menjadi perhatian,” bebernya.

Untuk itu, ia mengaku kini tengah melakukan koordinasi terlebih dahulu bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi.

Untuk mengantisipasi kasus serupa, Ade mengaku, bahwa sebenarnya ia dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi, kerap sekali memberikan arahan kepada para kepala sekolah dan guru serta jajarannya berikut orangtua siswa, agar melakukan pengawasan kepada para siswa atau anak-anak secara intensif.

“Kalau di sekolah memang jadi beban guru. Tapi, kalau di luar sekolah itu sudah bukan jadi tanggung jawab guru. Tetapi tetap saja harus jadi pengawasan kita bersama. Iya, utamanya orangtua harus bisa melakukan pengawasan kepada anak-anaknya secara baik dan benar,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *